TRIBUNHEALTH.COM - Skoliosis merupakan salah satu kelainan yang terjadi pada tulang belakang yang ditandai dengan bentuk tulang tersebut melengkung seperti huruf S ataupun huruf C.
Skoliosis tersebut memiliki keluhan yang ringan, namun jika kondisi ini dibiarkan begitu saja, seiring bertambahnya usia, skoliosis ini akan bertambah lebih parah.
dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine menjelaskan, skoliosis dibagi menjadi beberapa tipe dan masing-masing tipe tersebut memiliki penyebab yang berbeda-beda.
Baca juga: dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine Paparkan Berbagai Tipe dari Skoliosis, Kelainan pada Tulang Belakang

Tipe dari skoliosis sendiri yang pertama adalah skoliosis kongenital yaitu skoliosis bawaan lahir yang terjadi sejak lahir, tipe kedua adalah skoliosis idiopatik yaitu skoliosis yang tidak diketahui penyebabnya yang terjadi di usia pertumbuhan.
Selanjutnya tipe ketiga adalah skoliosis degeneratif yaitu skoliosis yang terjadi pada orangtua akibat proses penuaan, dan skoliosis neuromuskuler yaitu skoliosis yang terjadi akibat kelainan saraf.
Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Kompas TV program Bincang Sehat.
Baca juga: Penanganan Skoliosis Disesuaikan dengan Derajat Keparahan, Simak Ulasan dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine

Pasalnya skoliosis memiliki tingkat derajat yang berbeda-beda, dan pengobatan skoliosis akan dilakukan sesuai dengan derajat yang ada.
Derajat pada skoliosis di mulai dari sudut 0-30 derajat, pada kondisi ini biasanya pasien tidak perlu tindakan operasi dan pasien hanya akan disarankan untuk olahraga atau exercise.
Kedua skoliosis dengan sudut 30-45 derajat, pada kondisi ini pasien akan diberikan korset penyangga atau disebut dengan brace untuk mencegah terjadinya keparahan pada tulangnya.
Sedangkan yang terakhir adalah skoliosis dengan sudut diatas 45 derajat, saat kondisi skoliosis sudah memasuki diatas 45 derajat, maka penanganan yang dilakukan adalah dengan operasi.
Baca juga: Dampak Buruk Akibat Benturan Tulang Belakang, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Neurologi

Menurut penuturan dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine, ketika seseorang terkena skoliosis dan sudah memasuki derajat yang parah, maka skoliosis tersebut tidak bisa membaik lagi.
"Jadi tulangnya tidak bisa pulih menjadi normal atau lurus lagi," papar dr. Phedy.
"Skoliosis ini sebenarnya tidak berbahaya kalau sudutnya kecil, yang dikhawatirkan adalah kalau skoliosis ini sudutnya menjadi besar diatas 70 derajat."
dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine menuturkan, ketika kondisi skoliosis memiliki sudut yang besar diatas 70 derajat, dapat memicu terjadinya gangguan pada paru-paru.
Baca juga: dr. Nurul Rahmawati Beberkan Relasi Benturan Tulang Belakang terhadap Dampak yang Dikeluhkan

Pasien skoliosis dengan sudut diatas 70 derajat biasanya akan merasakan sesak, berbeda dengan skoliosis ringan dengan sudut 20 derajat atau 30 derajat biasanya hanya akan merasakan pegal-pegal dan banyak juga yang tidak memiliki keluhan.
Oleh sebab itu, banyak orang yang tidak menyadari bahwa ia mengalami skoliosis karena memang banyak yang tidak merasakan keluhan apa-apa.
"Kalau masih anak kecil memang biasanya tidak merasakan keluhan apa-apa dan ketika dilihat juga tidak terlihat seperti skoliosis."
"Namun skoliosis ini semakin lama akan semakin berat, ketika skoliosis sudah memasuki fase yang berat, keluhan tersebut baru akan muncul."
Baca juga: Cara Cegah dan Atasi Kelainan Tulang Belakang pada Anak dengan Tepat, Simak Pesan Dokter Berikut

"Keluhan yang muncul biasanya sesak, jalan sebentar akan merasa sesak, kemudian akan merasakan sakit punggung."
"Ketika kondisi sudah seperti ini, biasanya pasien baru akan melakukan pengobatan dan baru diketahui jika ia memiliki skoliosis."
"Saat sudah memasuki fase ini kondisi pasien sudah berbeda, yang tadinya jika diketahui sedini mungkin bisa menghindari operasi, namun jika sudah di fase berat mau tidak mau harus melakukan operasi."
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine dalam tayangan YouTube Kompas TV program Bincang Sehat pada 29 Januari 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)