TRIBUNHEALTH.COM - Diketahui bersama jika gigi atau gingiva merupakan bagian dari jaringan periodonsium di dalam rongga mulut pada area yang terluar.
Fungsi gusi atau gingiva
Gusi atau gingiva berfungsi sebagai pelindung tulang alveolus dan akar gigi pada batas cemento enamel junction (hubungan antara cementum dan enamel).
Selain itu, gusi atau gingiva juga sebagai barrier terhadap faktor mekanik dan kimia yang diterima oleh rongga mulut.
Fungsi lain dari gusi atau gingiva adalah terkait dengan estetika.
Secara normal, warna gusi atau gingiva adalah merah muda dan cenderung sedikit pucat.
Baca juga: Begini Penanganan Pasien Demensia, Mulai dari Terapi Obat, Terapi Non Obat hingga Tindakan Operatif

"Kalaupun ada sedikit perubahan warna, arahnya ke sedikit ungu kebiru-biruan," terang drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
Baca juga: dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N Beberkan Cara Merangsang Daya Ingat Pasien Demensia dengan Baik
Hal ini disampaikan oleh Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Sapa Dokter edisi 10 Juni 2022.
Pigmen gusi atau gingiva
Pigmen utama dari gusi atau gingiva adalah melanin, melanoid, oksihemoglobin, karoten, bilirubin, dan zat besi.
Hal ini perlu diketahui bersama sehingga kita tahu korelasinya apabila terjadi anomali pada gusi atau gingiva.
"Pigmentasi seperti yang disebutkan tadi, perubahan warna itu diakibatkan oleh berbagai sebab. Diantaranya oleh lesi, kemudian kondisi-kondisi yang terkait etiologi baik endogen maupun eksogen," ujar drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
"Oleh alasan fisiologis, maka semisal adanya pigmentasi akibat kondisi-kondisi terkait rasial hingga manifestasinya pada penyakit sistemik semisal pada penyakit-penyakit hingga pada kondisi-kondisi kejadian neoplasma ganas atau melanoma termasuk sarkoma kaposi," sambungnya.
Sarkoma kaposi merupakan kanker yang berasal dari sel-sel endotel, yaitu sel-sel yang melapisi pembuluh limfa atau pembuluh darah.
Baca juga: Serba-serbi Chemical Peeling: Jenis, Manfaat hingga Resiko Perawatan Hilangkan Sel Kulit Mati

Baca juga: Apakah Kondisi Skizofrenia dan Gila Itu Sama? Begini Kata Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi
"Biasanya masyarakat awam mengenalnya sebagai kanker," ungkap drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dalam tayangan Sapa Dokter (10/06/2022).
Biasanya kondisi-kondisi hiperpigmentasi biasanya bisa dikeluhkan oleh pasien, terutama bagi mereka yang kebetulan saat tersenyum gusinya tampak.
Akan tetapi apabila gusinya tidak tampak saat tersenyum biasanya tidak terlalu dikeluhkan.
"Nah, faktor-faktor mengapa sampai terjadinya bisa terjadi kejadian pigmentasi itu ditentukan oleh beberapa hal," ujarnya.
Fakto-faktor yang memengaruhi kejadian pigmentasi
1. Tebalnya epitel
Jadi epitel terluar dari pembentuk gusi akan memengaruhi pigmentasi.
2. Intensitas melanogenesis
Diketahui jika melanin itu dibentuk oleh melanosid cell di dalam melanosum.
drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati mengatakan jika proses tersebut berpengaruh terhadap kondisi hiperpigmentasi.
Baca juga: dr. Citra Anggraeny, M. Biomed (AAM) Sebut Eksfoliasi Kulit Wajah Secara Rutin Bisa Mengobati Bopeng

Baca juga: Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi Benarkan Jika Skizofrenia Bisa Merusak Pola Pikir Penderitanya
3. Kedalaman epitel kornifikasi
"Jadi kita bisa ketahui hal ini dari dokter. Sebagai orang awam tidak bisa mengetahui kondisi ini," paparnya.
4. Keratosis dari epitel
5. Pengaturan vaskularisasi atau perdarahan pada area gingiva
Baca juga: Waspada, Tidak Menjaga Pola Makan dan Kurang Minum Air Putih Bisa Memicu Terjadinya Stretch Mark
Penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Sapa Dokter edisi 10 Juni 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.