TRIBUNHEALTH.COM - Gigi yang sudah terlanjur rusak oleh aktivitas mikroorganisme di dalam rongga mulut, apabila tidak sesegera mungkin dilakukan tindakan penanganan, dan pengobatan oleh dokter gigi sesuai dengan prosedur idealnya maka kondisi anomali akan terus berlanjut.
Dimana kerusakan yang terjadi pada jaringan keras gigi akan terus berkembang dan terus meluas hingga sampai ke lapisan terdalam dari gigi yaitu area pulpa.
Pada area pulpa gigi akhirnya bisa menghubungkan atau meluaskan kondisi infeksi hingga ke jaringan sekitar gigi, jaringan pendukung sekitar gigi.
Dalam proses tersebut, baik dalam kondisi akut maupun kronis bisa memunculkan kondisi pernanahan diarea dalam yang pada gilirannya bisa tembus ke area gusi dan memunculkan tampilan atau bentuk abses.

Baca juga: Tak Lagi 4 Sehat 5 Sempurna, Ahli Gizi Tekankan Prinsip Gizi Seimbang
Abses tersebut merupakan area superative penuh dengan jaringan yang mari, jaringan nanah dan hal itu merupakan produk yang dihasilkan oleh aktivitas mikroorganisme yang paling sering ialah Streptococcus mutans.
Beberapa pasien mengeluhkan atau menanyakan, mengapa giginya tiba-tiba bernanah padahal pasien tersebut tidak pernah menyadari adanya rasa nyeri atau sakit yang diduga bisa muncul.
drg. Anastasia menyampaikan, ketika berbicara tentang rasa nyeri, rasa sakit ataupun rasa ngilu adalah persepsi dari setiap individu.
Artinya juga tergantung dari derajat atau ambang rasa sakit yang dikeluhkan oleh pasien.
Ada beberapa pasien yang cukup tahan terhadap rasa-rasa fisik yang dialaminya.
Baca juga: Benarkah Minum Susu Bisa Meredam Kepedasan? Ini Kata dr. Kaka Renaldi, Sp.PD, KGEH
Mungkin apa yang pernah dirasakan secara fisik seperti keluhan ngilu dan nyeri tidak begitu dihiraukan.
Sehingga tiba-tiba pasien sudah mendapati bahwa ditemukan adanya pernanahan pada area gusi tanpa pasien menyadari munculnya rasa nyeri, nyut-nyutan, rasa sakit tumpul dan sebagainya.
drg. Anastasia menegaskan pentingnya upaya untuk melakukan samuri setiap hari, termasuk kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali agar anomali-anomali yang mungkin tidak disadari oleh pasien sesegera mungkin bisa ditemukan dan dirawat oleh dokter gigi secara tuntas.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews bersama dengan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati. Seorang dokter gigi.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)