Breaking News:

Benarkah Minum Susu Bisa Meredam Kepedasan? Ini Kata dr. Kaka Renaldi, Sp.PD, KGEH

dr. Kaka Renaldi, Sp.PD, KGEH memberikan tips mengurangi rasa pedas selain minum susu.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Ahmad Nur Rosikin
lifestyle.kompas.com
Ilustrasi mengonsumsi susu meredakan kepedasan 

TRIBUNHEALTH.COM - Muncul kepedasan setelah mengonsumsi makanan yang banyak mengandung cabai adalah hal yang wajar.

Untuk menyiasatinya, tidak jarang masyarakat akan mencoba mengonsumsi susu.

Pasalnya dengan mengonsumsi susu, dianggapan bisa meredakan rasa kepedasan.

Baca juga: Tidak Tahan terhadap Protein Susu Sapi Bisa Menjadi Faktor Pencetus Terjadinya Asma pada Bayi

Namun bagaimana pandangan medis mengenai hal ini?

Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, dr. Kaka Renaldi, Sp.PD, KGEH memberikan penjelasannya.

Berdasarkan penuturan Kaka, sebenarnya tidak hanya susu saja yang bisa meredakan rasa pedas, namun air putih saja juga sudah bisa.

Minum air putih untuk meredakan kepedasan
Minum air putih untuk meredakan kepedasan (kupang.tribunnews.com)

Karena pada intinya minuman tersebut menetralisir dan membuat cabai segera menuju ke usus halus.

"Jadi supaya cabai tidak berlama-lama di lambung maka bisa cepat turun ke bawah," ucap Kaka.

Kondisi Lambung saat Kepedasan

Mengonsumsi makanan pedas memang bisa menggugah nafsu makan. Terutama bagi para pecinta makanan pedas.

2 dari 4 halaman

Kendati begitu, ada baiknya untuk membatasi mengonsumsi makanan pedas.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Konsumsi Makanan Pedas Dapat Menyebabkan Penyakit Usus Buntu?

Jangan sampai berlebihan karena bisa menimbulkan masalah kesehatan pada lambung.

Lantaran, Kaka menjelaskan, makanan pedas yang terlalu banyak dikonsumsi akan bisa langsung memasuki lambung.

Ilustrasi kondisi lambung
Ilustrasi kondisi lambung (jakarta.tribunnews.com)

Padahal seharusnya makanan tersebut berhadapan terlebih dahulu dengan mukus.

Mukus adalah lapisan pertama yang akan dilalui oleh makanan sebelum memasuki lambung.

"Kalau cabainya terlalu banyak maka bisa langsung menembus pertahanan lini pertama lambung terus kena ke epitel mukosa lambung lalu nembus lagi ke dalam kena ke saraf-saraf," terang Kaka.

Baca juga: Makan Terlalu Banyak Sebabkan Asam Lambung? Begini Tanggapan Ahli Gizi, R. Radyan Yaminar, S.Gz

Saraf-saraf itu adalah saraf nyeri yang terangsang, hingga akhirnya menimbulkan rasa sakit pada perut.

Efek Langsung Konsumsi Makanan Pedas

Rasa tidak nyaman pada daerah perut adalah efek langsung pasca mengonsumsi makanan pedas.

"Asam lambung tinggi pasti perih, saraf-saraf nyerinya terangsang jadi produksi gasnya meningkat."

3 dari 4 halaman

"Akhirnya kembung tidak enak lalu bisa muntah hingga diare," ujar Kaka.

ilustrasi makanan pedas
ilustrasi makanan pedas (health.kompas.com)

Diare yang terjadi buntut dari kontraksi usus yang kian meningkat akibat konsumsi makanan pedas.

Akhirnya makanan yang seharusnya disaring oleh usus, justru langsung terbuang begitu saja.

Baca juga: Benarkah Gejala Awal Kanker Ovarium adalah Perut Sering Kembung? Simak Penjelasan dr. Hervy

Walau demikian, diare adalah bentuk mekanisme pertahanan tubuh untuk segera membuang cabai yang ada pada makanan pedas.

Efek Jangka Panjang

Sementara jika mengonsumsi makanan pedas terus dilakukan berulang-ulang, maka akan terjadi ulkus (sariawan di lambung).

Untuk menangani mukus, cukup dengan konsumsi obat-obatan tertentu.

Ilustrasi obat
Ilustrasi obat (pixabay.com)

Mukus ini harus diobati, kalau tidak lambung bisa bocor.

Bila lambung bocor, maka cara untuk mengatasinya melalui jalan operasi.

Penyebab Perut Tahan Pedas

4 dari 4 halaman

Menurut penuturannya, di dalam perut terdapat mukus.

Mukus disebut sebagai tempat pertahanan lini pertama di lambung.

Baca juga: Kanker Usus Bisa Sembuh Total Tanpa Operasi, Ini Ketentuan yang Harus Dipahami dari Dokter

Jadi setiap ada faktor agresif, seperti makanan pedas, kuman, atau bakteri akan berhadapan dengan mukus terlebih dahulu.

Pada permulaan, perut tidak akan masalah jika mengonsumsi makanan pedas.

Ilustrasi makanan pedas
Ilustrasi makanan pedas (freepik.com)

Namun seiring berjalannya waktu, jika terlalu berlebihan, maka pertahanannya sudah lewat.

Maka itu akan mengakibatkan perut terasa sakit dan produksi asam lambung menjadi meningkat.

Jika tidak segera diobati, makan akan terjadi ulcus (perut seperti sobek sedikit).

Baca juga: Asam Lambung Bisa Sebabkan Sesak Napas, dr. Wiwien Jelaskan Bedanya dengan Penyakit Paru-paru

"Ulkus harus segera diobati, kalau tidak nanti jadi berbahaya," papar Kaka.

Boleh Makan Pedas

Sebenarnya mengonsumsi makanan pedas itu sah-sah saja. Asal tidak berlebihan.

Namun bagi beberapa orang mengonsumsi makanan pedas adalah hal yang harus dihindari karena tidak kuat untuk dikonsumsi.

Ilustrasi gemar konsumsi makanan pedas
Ilustrasi gemar konsumsi makanan pedas (bali.tribunnews.com)

Kondisi demikian wajar terjadi, lantaran saraf perasa yang dimiliki sangat sensitif.

Walau demikian, untuk masyarakat Asia, seperti orang Sunda atau Sumatra yang biasa mengonsumsi makanan pedas sejak kecil, maka perut sudah terlatih.

Baca juga: Hampir Sama, Ini Cara Bedakan Gejala Gastritis dengan Sindrom Iritasi Usus Besar menurut Dokter

Sehingga lambung membuat pertahanan sendiri, termasuk saraf perasa yang sudah terbiasa dengan makanan pedas.

Namun perlu diingat, meski perut sudah terbiasa dengan rasa pedas, jangan pernah berlebihan mengonsumsi makanan satu ini.

Penjelasan dr. Kaka Renaldi, Sp.PD, KGEH ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comhepatitis akutHepatitis misteriusDavid Handojo MuljonoKemenkesdr. Lusiyanti M.MedDerma-V Clinic
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved