TRIBUNHEALTH.COM - Ada banyak jenis sel di dalam tubuh manusia yang memastikan organ tubuh berfungsi dengan baik.
Kendati begitu, pernahkan Anda mendengar tentang stem cell atau sel punca?
Stem cell atau sel punca disebut mempunyai kemampuan yang spesial dan bisa menjadi terobosan dalam mengobati berbagai penyakit kronis.
Semua individu berasal dari satu sel yang disebut zigot, yakni gabungan antara sel telur perempuan dengan sperma laki-laki.
Kemudian sel tersebut membelah menjadi dua, lalu menjadi empat dan seterusnya.
Setelah membelah, secara alami sel tersebut akan mengambil peran dan tanggung jawabnya pada masing-masing organ di dalam tubuh.
Proses ini dikenal dengan istilah diferensiasi.
Baca juga: Benarkah Menggaruk Kulit Terlalu Kasar Bisa Menimbulkan Stretch Mark? Begini Kata dr. Irmadani

Hal ini disampaikan oleh Presiden World Council of Preventive Medicine (WOCPM) Indonesia, Prof. dr. Deby Vinski, Msc, PhD dan Anggota Komite Nasional Cell Puncah dan Sel, dr. Marhaen Hardjo M. Biomed PhD yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Timur program Ngobrol Sehat edisi 24 Januari 2022.
Baca juga: Teknik Candling Bisa Digunakan untuk Cek Kesegaran Telur sebelum Dimasak, Berikut Uraiannya
Namun berbeda dengan sel-sel pada umumnya, stem cell atau sel punca merupakan sel yang masih polos dan memiliki fungsi apapun.
Sel ini masih murni dan belum memiliki tanggung jawab apapun serta belum melewati proses diferensiasi.
Pada kondisi tertentu, stem cell atau sel punca bisa membelah sebanyak-banyaknya sesuai dengan kebutuhan.
Dalam memproduksi stem cell atau sel punca harus memiliki izin
Menurut dr. Marhaen Hardjo M. Biomed PhD dalam memproduksi stem cell atau sel punca harus memiliki izin dari Kementerian Kesehatan.
"Perusahaan-perusahaan atau laboratorium yang mau mengklaim bahwa dia memproduksi stem cell, jadi prinsip utama untuk itu harus ada izin daripada Kementerian Kesehatan untuk produksinya," terang dr. Marhaen.
"Jadi nanti kalau di visitasi dari Komnas atau Komite Nasional sel punca ini, kemudian kita merekomendasikan kepada pemerintah bahwa ini layak untuk diberikan izin. Itu baru keluar izin dari pemerintah," ungkap dr. Marhaen Hardjo M. Biomed PhD.
Baca juga: Berikut Beberapa Tips agar Anak Tetap Sehat dan Memiliki Imunitas yang Kuat Melawan Flu Singapura

Baca juga: Begini Pemeriksaan hingga Penanganan Kasus Gigi Impaksi yang Dilakukan oleh Dokter Gigi
"Nah itu yang tidak dilakukan oleh kebanyakan biasanya produk-produk dari luar negeri yang mengklaim bahwa stem cell kemudian dilakukan peredarannya melalui multi level marketing," imbuh dr. Marhaen dalam tayangan Ngobrol Sehat (24/01/2022).
"Yang harus kita edukasi kepada masyarakat untuk melindungi masyarakat juga sebenarnya dari overklaim seperti itu," pungkas dr. Marhaen.
"Nanti karena kasihan kan masyarakat membeli itu mengira itu produk stem cell tapi ternyata bukan. Kalaupun pada kenyataannya karena dia berupa tablet berupa ini sehingga izin edarnya itu mungkin dari Badan POM tetapi bukan stem cell," tutur dr. Marhaen Hardjo M. Biomed PhD.
Menurutnya, produk stem cell harus dari Kementerian Kesehatan karena menyangkut masalah sel yang harus diawasi dengan ketat.
Presiden World Council of Preventive Medicine (WOCPM) Indonesia, Prof. dr. Deby Vinski, Msc, PhD menegaskan jika stem cell atau sel punca harus benar-benar dalam keadaan hidup.
Maka dari itulah tujuan dibentuk Komite Nasiobal sel punca untuk mengawasi atau melindungi masyarakat.
Baca juga: Benarkah jika Bipolar dan Kepribadian Ganda Sama? Begini Penjelasan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi

Baca juga: Adib Setiawan, S.Psi Imbau untuk Bercerita ke Teman atau Orang Tua saat Alami Kesedihan atau Depresi
Penjelasan Presiden World Council of Preventive Medicine (WOCPM) Indonesia, Prof. dr. Deby Vinski, Msc, PhD dan Anggota Komite Nasional Cell Puncah dan Sel, dr. Marhaen Hardjo M. Biomed PhD dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Timur program Ngobrol Sehat edisi 24 Januari 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.