TRIBUNHEALTH.COM - Beberapa waktu lalu masyarakat Indonesia dikejutkan dengan berita seorang wanita muda yang mengalami stroke.
Disinyalir penyebab wanita tersebut mengalami stroke lantaran suka begadang dan memiliki pola makan tidak bagus.
Menanggapi infomasi ini, Dokter Spesialis Saraf, Lilir Amalini memberikan pemaparannya.
Baca juga: Berapa Lama Masa Pemulihan Pasien Stroke? Berikut Penjelasan dr. Nilla Mayasari, M.Kes., Sp.KFR-K
Berdasarkan penelitian, durasi tidur yang kurang dari 7 jam/hari bisa mencetuskan peningkatan risiko pendarahan pada otak. Kasus ini dapat terjadi sekitar 20 %.
Namun juga perlu diketahui bahwa tidur lebih dari 9 jam/hari juga dapat memicu stroke dan kelainan jantung serta pembuluh darah.

Baca juga: Waspada Kolesterol Tinggi pada Badan Kurus yang Kerap Disepelekan, Dokter Sebut Bisa Berisiko Stroke
"Jadi memang tidur itu harus pas, nggak boleh kurang juga nggak boleh kelebihan," pesan Lilir dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
Durasi tidur yang paling disarankan oleh dokter adalah 7 hingga 8 jam sehari.
Mengganti Waktu Tidur
Beberapa orang memiliki kebiasaan tidur yang berbeda pada kebanyakan orang umumnya.

Seperti memiliki kebiasaan tidur dimulai dari tengah malam dan baru terbangun menjelang siang
Menurut Lilir, keadaan demikian kerap disebut sebagai cara untuk mengganti waktu tidur.
Baca juga: Menghindari Terkena Stroke Mendadak, Simak Cara Pencegahan Berikut Ini
Bila dilakukan hanya beberapa kali saja, hal ini tidak menjadi masalah.
Namun jika terus dilakukan berulang kali, maka bisa menimbulkan masalah kesehatan.
Penjelasan Dokter Spesialis Saraf, Lilir Amalini ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)