TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Kecantikan, dr. Pratidona Anasika menjelaskan mengenai facial vampire yang sedang ramai di perbincangkan oleh banyak orang.
Pasalnya facial vampire sendiri sudah mulai tren sejak tahun 2016, namun baru-baru ini kembali tren karena mungkin orang awam mulai mengenal facial vampire semenjak publik figur banyak yang melakukan perawatan ini.
Facial vampire merupakan suatu perawatan kulit wajah yang dilakukan dengan cara facial, namun bahan yang digunakan adalah darah dari pasien itu sendiri.
Dilansir TribunHealth.com, Dokter Kecantikan, dr. Pratidona Anasika memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Tangerang dalam program Sapa Dokter Kecantikan.
Baca juga: Kondisi Kulit Berjerawat Bolehkah Melakukan Vampire Facial? Begini Kata dr. Irmadani
dr. Pratidona menjelaskan prosedur facial vampire yang dimulai dari pengambilan darah dari tubuh pasien yang kemudian darah tersebut akan dimasukkan ke dalam alat yang bernama Centrifuge.
Darah tersebut akan mengendap di bagian bawah, sedangkan sisanya merupakan plasma darah yang disebut dengan PRP atau Platelet Rich Plasma.
"Jadi memang plasma darahnya itu mengandung banyak protein, growthfactor, dan untuk merejuvekan kulit," papar dr. Pratidona.
Setelah plasma darah tersedia, plasma darah tersebut akan diambil dan kemudian akan dimasukkan kembali ke dalam kulit dengan teknik facial.
Menurut penuturan dr. Pratidona, sebelum melakukan facial, pasien akan dilakukan anestesi terlebih dahulu baru kemudian akan dilakukan facial dengan menggunakan jarum.
"Jadi yang diaplikasikan ke kulit wajah itu adalah plasma darah atau PRP bukan darahnya," jelas dr. Pratidona.
Baca juga: Meskipun Sembuh, Acne Conglobata Akan Berbekas, Berikut Tips dr. Desidera untuk Mencegahnya
dr. Pratidona mengungkapkan beberapa syarat yang harus dilakukan oleh pasien sebelum melakukan treatment facial vampire.
1. Pasien dianjurkan untuk berpuasa sebelum melakukan facial vampire
dr. Pratidona menjelaskan fungsi dari puasa sebelum melakukan facial vampire adalah agar kualitas darah yang digunakan untuk facial vampire semakin baik.
"Baiknya memang puasa dulu agar kualitas darahnya baik, namun kalau misalnya pasien tidak mau berpuasa sebaiknya hindari makanan berlemak, hindari begadang, dan hindari minum kopi sebelum perawatan facial vampire," tegas dr. Pratidona.
"Jadi memang sebaiknya seperti itu, jadi kualitas darahnya ketika diambil dan kemudian diaplikasikan kembali ke dalam kulit, kualitas darahnya bagus."
Baca juga: Tak Hanya Konsumsi Obat Oral dan Oles, Acne Conglobata Juga Dapat Diatasi dengan Treatment
2. Pastikan pasien yang akan melakukan facial vampir dalam keadaan sehat atau tidak boleh sakit
"Pasien tidak boleh dalam keadaan demam saat hendak melakukan facial vampire, karena ketikaa demam, nanti kualitas darahnya tidak baik dan setelah dilakukan tindakan bisa terjadi luka."
"Karena facialnya menggunakan jarum dan ditusukkan ke dalam wajah, jadi jangan sampai menimbulkan suatu masalah pada pasien."
3. Harus beristirahat dengan cukup
4. Perbanyak minum air putih sebelum melakukan facial vampire
5. Jarum yang digunakan untuk facial tidak boleh bergantian dengan pasien lainnya
Baca juga: Amankah Vampire Facial Dilakukan pada Kulit Sensitif? Begini Tanggapan dr. Irmadani Intan
"Jadi syarat paling penting adalah saat pengaplikasian atau saat facial, tidak boleh menggunakan jarum yang sama dengan pasien lainnya, pastikan jarum yang digunakan berbeda tiap pasien."
"Beberapa orang mengkhawatirkan setelah facial vampire terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, oelh karena itu sebaiknya untuk melakukan treatment kecantikan dilakukan di klinik yang ada dokternya dan ada fasilitas kesehatan untuk mensterilkan alatnya."
"Karena memang banyak gosip yang beredar kalau facial vampir itu bisa menyebabkan HIV atau penyakit lainnya."
"Itu tidak benar, karena itulah pastikan untuk melakukan treatment ini di klinik yang ada dokternya dan pastikan alat yang digunakan steril dan jarum yang digunakan juga diganti."
Baca juga: Setelah Treatment Vampire Facial Bolehkah Melakukan Perawatan Lainnya? Begini Kata dr. Irmadani
"Karena dokter juga memiliki SIP atau surat izin praktik, izin operasionalnya juga ada, jadi tidak mungkin dokter melakukan treatment untuk membuat penyakit baru pada pasien," terang dr. Pratidona.
"Sebaiknya memang syarat-syarat yang paling penting adalah dipastikan kliniknya atau dokternya benar-benar dokter yang memiliki SIP dan dokter yang berkompeten."
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Kecantikan, dr. Pratidona Anasika dalam tayangan YouTube Tribun Tangerang dalam program Sapa Dokter Kecantikan pada 23 Februari 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)