TRIBUNHEALTH.COM - Tindakan pewarnaan gusi atau Depigmentasi adalah cara jitu untuk mengatasi warna gusi yang gelap.
Wana gusi gelap biasa disebut juga sebagai kondisi Hiperpigmentasi. Hal ini diungkapkan oleh drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
Dalam upaya tindakan Depigmentasi ini, pasien dianjurkan melakukan secara berulang. Terlebih lagi jika memiliki suatu penyakit.
Baca juga: Bisakah Lakukan Tindakan Pewarnaan Gusi jika Alami Penyakit Sistemik? Ini Kata Dokter Gigi
Lantaran hasil Depigmentasi ini hanya bisa bertahan 3 bulan hingga 3 tahun lamanya.
Selain itu, mengingat Hiperpigmentasi pada gusi ini terjadi karena berbagai faktor, seperti faktor Eksogen (lingkungan tempat tinggal).

Jika pasien masih berada pada lingkungan yang rentan menyebabkan Hiperpigmentasi gusi, maka akan sangat mudah gusi menjadi gelap kembali.
Lingkungan yang dimaksud ialah tempat tinggal yang berada di sekitar pabrik batu bara atau pabrik yang menghasilkan limbah pewarna kimia.
Kondisi lingkungan tersebut bisa mempengaruhi kualitas air minum yang dikonsumsi, tanah, dan kualitas udara yang dihirup oleh masyarakat sekitar.
Baca juga: Pahami Risiko dan Indikasi Tindakan Odontektomi atau Operasi Pencabutan Gigi Bungsu Menurut Dokter
Satu-satunya cara untuk menghentikan dampak buruk dari pencemaran diatas hanyalah berpindah tempat tinggal.
Tindakan Pembedahan
Tindakan pewarnaan gusi merupakan tindakan pembedahan.
Namun dalam dunia kedokteran gigi, terdapat jenis pembedahan minor dan mayor.

Dalam hal ini, tindakan pewarnaan gusi masuk sebagai tindakan pembedahan minor.
Maka dari itu, sebelum menjalankan tindakan pewarnaan gusi maka dokter akan melakukan anastesi terhadap pasien terlebih dahulu.
"Tentu tindakan anastesi menjadi prosedur tetap yang memang mesti kami lakukan," ucap Anastasia.
Baca juga: Segera Atasi Radang Gusi jika Tak Ingin Timbulkan Masalah pada Rahang, Ini Penjelasan Dokter Gigi
Depigmentasi adalah suatu metode untuk mengurangi warna gusi yang mengalami Hiperpigmentasi.
Tindakan Depigmentasi ini telah banyak dilakukan dengan anjuran dari dokter gigi yang berkompeten.
Umumnya hasil Depigmentasi ini hanya bisa bertahan 3 bulan hingga 3 tahun lamanya, setelah itu pasien dianjurkan melakukan tindakan Depigmentasi kembali.
Pigmentasi Gusi Tanda Anomali

Pigmentasi gusi menandakan bahwa adanya anomali.
Namun seringkali adanya pigmentasi pada gusi tidak membuat sebagian orang merasa terganggu.
Meskipun pada beberapa orang juga merasa terganggu dengan keadaan warna gusi yang tampak gelap.
Baca juga: Dokter Gigi: Bagi Perokok Jangan Harap Gusi Kembali Cerah meski Lakukan Perawatan Depigmentasi
"Terlebih jika warna itu sangat gelap, seperti warna hitam mengarah ke coklat," papar Anastasia.
Warna gusi ini bisa bersifat menyebar atau hanya berupa titik-titik saja.
Pigmentasi gusi ini disebabkan oleh perubahan warna gingiva yang disebabkan oleh lesi atau terkait etiologi endogen atau eksogen.

Pigmentasi ini bisa bersifat fisiologis yang banyak ditemui pada masyarakat dengan warna kulit gelap. Seperti pada masyarakat yang berada di wilayah Indonesia Timur.
"Saya pun demikian salah satunya yang memiliki gusi yang cenderung lebih gelap dari masyarakat dengan ras yang tidak memproduksi melanin dalam jumlah banyak," ucap Anastasia.
Melanin memiliki banyak manfaat pada tubuh, salah satunya dalam melindungi paparan sinar ultraviolet.
Baca juga: Ketahui Kebiasaan yang Menyebabkan Rahang Atas Perlu Dikoreksi dengan Penggunaan Headgear
Namun pada sebagian orang jika melanin terlalu banyak diproduksi, justru merasa terganggu karena berdampak pada penampilan estetika.
Warna Gusi Sehat
Gingiva atau gusi adalah bagian dari jaringan periodonsium terluar.
Gusi berfungsi sebagai pelindung tulang alveolar dan akar gigi pada batas cementoenamel junction serta sebagai barier dari faktor mekanik dan kimia yang masuk pada rongga mulut.

Lebih dari itu, gusi juga memiliki peran sebagai fungsi estetika.
Anastasia mengatakan, ukuran gusi yang sehat berwarna pink muda hingga pink keunguan.
Masyarakat perlu jeli dalam melihat kondisi warna gusi, karena bila tidak sesuai dengan warna pada umumnya patut untuk dicurigai adanya anomali.
Baca juga: Cek Kesehatan Mulut dengan SAMURI, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati Jelaskan Hal Ini
Untuk mengetahui tanda warna gusi bermasalah, cukup dapat dilihat dengan melakukan pemeriksaan SAMURI (Periksa Mulut Sendiri).
"Untuk melihat adanya perubahan terkait warna, bentuk, konsistensi, dan sebagainya," sambungnya.
Jika setelah ditelusuri warna gusi menjadi lebih gelap, maka perlu segera mencari tahu faktor penyebabnya.

Bisa jadi salah satu penyebabnya adalah peradangan pada gusi.
Lalu jika sudah diketahui penyebabnya, segera berkunjung ke dokter gigi untuk berkonsultasi.
Anastasia menyebut, warna pada gusi dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Di antaranya:
- Melanin
Baca juga: Luka pada Rongga Mulut Bisa Sebabkan Gingivitis, Ini Penjelasan Dokter Gigi
- Melanoid
- Oksihemoglobin
- Bilirubin

- Karoten
- dan zat besi.
Pigementasi pada gusi sangat dipengaruhi oleh intensitas Melanogenesis (pembentukan melanois) dan pengaturan vaskularisasi gingiva.
Baca juga: drg. Nabilah Aulia Paparkan Perawatan untuk Mengatasi Keluhan Gigi Kuning
"Jadi apabila kondisi normal tidak ada anomali berupa radang tentu saja idealnya warna itu merata," ungkap Anastasia.
Peruahan warna pada gusi yang disebabkan oleh radang diakibatkan adanya perubahan vaskularisasi atau pendarahan pada area tersebut.
Penjelasan Dokter Gigi R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunnews.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)