TRIBUNHEALTH.COM - Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang menyerang saluran pernapasan.
Pengidap asma akan mengalami peradangan dan penyempitan saluran napas yang membuatnya sesak atau sulit bernapas.
Terdapat berbagai tes atau pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan dokter untuk mendiagnosis asma.
Salah satu tesnya bernama faal paru dengan alat spirometer.
Sebelum melakukan tes atau pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis penyakit asma, biasanya dokter akan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pasalnya diagnosis asma didasari oleh gejala berupa batuk, mengi, sesak napas, rasa berat di dada, serta variabilitas yang berkaitan dengan cuaca.
Baca juga: Tak Semua Kondisi Bisa Suntik Putih, Berikut Kondisi yang Tidak Diperbolehkan Suntik Putih

Baca juga: Adakah Makanan Tertentu yang Bisa Sebabkan Alopecia? dr. Ammarilis Murastami, Sp.KK Menjawab
"Kalau asma ringan saja yang nggak ada pemeriksaan khusus, tetapi kalau sudah asma yang berat biasanya pasti dilakukan foto rontgen paru-parunya," ungkap Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp. A (K).
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan, Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp. A (K) yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 07 Mei 2022.
"Nanti ada gejala-gejala khas apabila dia (anak) asma, fotonya kelihatan lebih hitam. Itu tanda bahwa ada penumpukkan udara yang sangat banyak di dalam alveoli paru-parunya, sehingga pada waktu di rontgen hasilnya kelihatan menjadi lebih kehitaman (warnanya)," sambungnya.
Anak yang mengidap asma ada kemungkinan mengalami komplikasi.
Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp. A (K) membenarkan hal ini, apabila anak tidak segera diobati dan terus-menerus mengalami sesak napas menyebabkan gagal pernapasan.
Ini merupakan komplikasi yang berat dan harus segera masuk ke ICU untuk dilakukan penatalaksanaan yang komprehensif.
Tentu saja kondisi ini bisa memengaruhi kinerja organ baik paru-paru maupun jantung.
"Pertama yang mengalami gejala-gejala berat kan paru-parunya, lama-lama paru-parunya dan jantungnya menyebabkan keparahan juga karena harus memompa darah lebih banyak ke paru-parunya," ucap dr. Harsono dalam tayangan Healthy Talk (07/05/2022).
Baca juga: drg. Munawir Usman Jelaskan Penyebab Penanggalan Gigi pada Orang Dewasa dan Anak-anak

Baca juga: Tak Hanya Meratakan Struktur Gigi, Veneer Memiliki Banyak Manfaat, Simak Ulasan drg. Farra Nadiya
Jika orang tua menemukan sang anak menunjukkan gejala asma maka sebaiknya harus segera di bawa ke klinik atau rumah sakit terdekat.
Pengobatan asma pada anak
Apabila penyebab asma akibat adanya proses peradangan kronik sehingga saluran napas menjadi menyempit maka harus segera diberi obat untuk melonggarkan kembali saluran pernapasan yang menyempit.
Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp. A (K) mengimbau untuk segera mencari faktor pencetus asma.
Jika tidak diketahui pencetusnya, kemungkinan akan muncul kembali serangan asmanya.
"Kalau sudah tahu faktor pencetusnya A ya kemudian itu yang harus dihindari dan disingkirkan, namanya itu faktor eliminasi," terangnya.
Selain pemberian obat-obatan, pengobatan asma juga dilakukan dengan menangani faktor pencetusnya.
Baca juga: dr. Hasan Mauhaleha : Peradangan Dinding Kantong Empedu Sering Disertai Nyeri Perut Bagian Kanan

Baca juga: Bagaimana Tanda-tanda Mengalami Gingivitis? Begini Penjelasan Dr. drg. Eddy Heriyanti Sp.Ort (K)
Penjelasan Dokter Spesialis Anak Konsultan, Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp. A (K) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 07 Mei 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.