TRIBUNHEALTH.COM - Radang gusi atau gingivitis merupakan peradangan yang terjadi pada gusi atau biasa disebut dengan radang gusi yang termasuk dalam kondisi ringan hingga menengah, akan tetapi gusi harus segera diobati.
Terjadinya radang gusi seringkali tidak disadari oleh pengidapnya.
Pada umumnya perawatan gingivitis dan rongga mulut bisa dilakukan di rumah.
Kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari setelah makan harus selalu di terapkan.
Orang tua juga perlu membiasakan anak-anaknya untuk menyikat gigi secara rutin.
"Supaya membiasakan sedini mungkin untuk menjaga kebersihan gigi dan mulutnya," tutur drg. Munawir.
"Akan tetapi ini yang harus diperjelas, jangan hanya tahu menyikat gigi dua kali sehari tetapi waktunya yang tidak tepat," sambungnya.
Baca juga: Hati-hati, Konsumsi Makanan Tinggi Garam Bisa Memicu Terbentuknya Double Chin, Begini Alasannya
Hal ini disampaikan oleh Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 30 April 2022.
Baca juga: Pria Perlu Jaga Berat Badan Ideal untuk Cegah Terjadinya Kanker Prostat
"Seperti contoh banyak pasien saya menyatakan bahwa saya sudah rajin sikat gigi dok, bahkan sampai tiga kali lima kali sehari, tetapi mengapa gigi saya tetap berlubang, tetap meradang," imbuhnya.
"Karena ternyata waktunya yang tidak tepat. Salah satu misalnya pada malam hari, siakt gigi malam hari itu tidak boleh dilakukan pada waktu sebelum kita mau beranjak ke tempat tidur ya," terangnya.
"Jadi pada saat sikat gigi di malam hari itu tidak ada aktivitas lagi yang kita lakukan seperti makan dan minum kecuali air putih," jelas Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP dalam tayangan Healthy Talk edisi 30/04/2022.
Apabila setelah melakukan sikat gigi tetapi tetap makan atau minum, tentu upaya sikat gigi sebelum tidur menjadi tidak berguna.
Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP tegaskan jika hal ini harus menjadi perhatian setiap orang.
Pada intinya sikat gigi dilakukan sebelum tidur dimana aktivitas makan dan minum sudah terhenti sejak melakukan sikat gigi pada malam hari kecuali minum air putih.
Baca juga: Pembengkakan Tiroid Bisa Menyebabkan Seseorang Memiliki Double Chin
Baca juga: Studi Ilmiah: Vitamin D3, Omega 3, dan Olahraga Bisa Turunkan Risiko Kanker hingga 61 Persen
Tindakan dokter gigi untuk mengatasi gingivitis atau radang gusi
Penanganan yang dilakukan dokter gigi berdasarkan etiologi atau faktor penyebabnya.
Jika kondisi pasien dengan melihat amnanesa dari pemeriksaan subyektif dan obyektif yang dilakukan dan ditemukan bahwa dokter bisa menegakkan diagnosa akibat gingivitisnya di sebabkan oleh perkumpulan plak maka dokter akan melakukan intervensi untuk mengangkat plak-plak tersebut dengan melakukan scalling atau cuci karang gigi.
Bahkan pada kondisi lanjut yang lebih parah dimana sudah masuk pada jaringan periodonsium, dokter gigi bisa melakukan kuretase pada daerah-daerah permukaan akar gigi apabila plaknya sampai masuk ke dalam.
Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP menuturkan jika perlunya rutin membersihkan karang gigi setiap 6 bulan sekali.
Hal ini sangat membantu untuk mencegah terjadinya peradangan gusi.
Pengobatan radang gusi memang bisa melalui penanganan medis dari dokter gigi.
Baca juga: Waspada, Munculnya Varikokel Tidak Menunjukkan Gejala, Hanya Terasa Nyeri
Baca juga: Gigi Rusak Tak Hanya Karena Pembersihan yang Salah, Kebiasaan Buruk Juga Menjadi Pemicunya
Akan tetapi selain penanganan secara medis, pasien juga bisa melalui beberapa langkah untuk membantu proses pemulihan, yaitu:
- Menggunakan bulu sikat gigi yang lembut dan menggantinya setiap 12-16 minggu
- Menggunakan obat kumur antibakteri
- Menyikat gigi dua kali sehari setelah makan
- Membersihkan sela-sela gigi
- Menggunakan benang gigi atau dental floss
Upaya-upaya tersebut dipercaya membantu dalam mencegah kambuhnya dan menurunkan risiko radang gusi.
Baca juga: Prosedur Tanam Benang untuk Kecantikan Kulit Agar Lebih Kencang, Begini Ulasan dr. Pratidona
Penjelasan Dokter Gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 30 April 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.