Breaking News:

Penyebab Nyeri Kepala yang Tidak Biasa, Paparan Sinar Matahari Hingga Tumor Otak

Jika mengalami nyeri kepala yang terjadi secara terus menerus dan nyerinya tidak biasa sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.

Penulis: Irma Rahmasari | Editor: Ekarista Rahmawati
freepik.com
ilustrasi seseorang yang mengalami nyeri kepala 

TRIBUNHEALTH.COM - Sakit kepala atau nyeri kepala adalah suatu sensasi yang tidak nyaman yang terjadi di area kepala.

Nyeri kepala dapat muncul di satu sisi saja, terpusat pada satu titik, dan dapat menyebar ke seluruh bagian kepala.

Nyeri kepala sering kali muncul secara tiba-tiba, namun ada juga yang merasakan nyeri kepala dengan kondisi yang bertahap.

Berdasarkan penyebab nyeri kepala, dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder.

Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Bedah Saraf, dr. I Gde Anom A. Yudha, Sp.Bs, FINO, FINSS, FICS memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video.

Nyeri kepala primer disebabkan karena aktivitas sehari-hari, salah satunya adalah sering terpapar sinar matahari.

Banyak orang yang mengeluhkan mengalami sakit kepala setelah terpapar sinar matahari, baik dalam jangka waktu lama ataupun sebentar.

Baca juga: Kenali Ciri-ciri Nyeri Kepala yang Menjadi Tanda Adanya Penyakit Lain, Simak Ulasan dr. I Gde Anom

Ilustrasi seorang pria yang mengalami nyeri kepala
Ilustrasi seorang pria yang mengalami nyeri kepala (Pixabay)

dr. Anom memaparkan, nyeri kepala akibat terkena sinar matahari merupakan salah satu jenis nyeri kepala yang umum dirasakan oleh banyak orang.

Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja dan memiliki penyebab yang jelas yaitu terkena paparan sinar matahari.

Namun terkadang nyeri kepala yang muncul tidak hanya karena paparan sinar matahari saja, kondisi ini juga dapat dipengaruhi oleh bertambahnya usia yang berhubungan dengan tensi, gula darah, dan juga kolesterol.

2 dari 3 halaman

dr. Anom menghimbau jika sering merasakan nyeri kepala sebaiknya melakukan screening untuk mengetahui kondisi pasti, karena terkadang paparan sinar matahari bukan hanya penyebabnya.

Pola hidup yang tidak dijaga, tidak pernah olahraga, telat makan, kurang tidur juga menyebabkan terjadinya nyeri kepala.

"Ketika kondisi seperti kolesterol bagus, gula darah bagus, tensi bagus, berarti nyeri kepala yang dialami adalah nyeri kepala yang biasa saja dan tidak menunjukkan penyakit lainnya," terang dr. Anom.

Namun apabila kondisi kolesterol, gula darah, dan tensi tidak menunjukkan hasil yang bagus, maka nyeri kepala yang sering dirasakan harus diwaspadai dan sebaiknya melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Baca juga: 6 Kondisi Serius yang Ditandai dengan Sakit Kepala Sekaligus Pusing, Aneurisma hingga Cedera Otak

ilustrasi seorang pria yang mengalami nyeri kepala
ilustrasi seorang pria yang mengalami nyeri kepala (Kompas.com)

Sedangkan nyeri kepala sekunder merupakan nyeri kepala yang terjadi akibat penyakit tertentu yang mengaktifkan saraf nyeri di kepala, salah satu penyebabnya adalah terjadinya tumor otak.

Menurut dr. Anom, nyeri kepala khas pada penderita tumor otak memiliki bahasa medis yaitu kronis progesif.

Kronis artinya nyeri kepala tersebut terjadi secara terus menerus, dan nyeri kepala yang dialami tidak pernah hilang.

"Mungkin sesekali nyeri kepala itu bisa menghilang, namun kondisi tersebut bisa muncul kembali secara terus menerus," tutur dr. Anom.

Kondisi nyeri kepala pada penderita tumor otak diawali dengan nyeri biasa, jika digambarkan dengan skala nyeri kepala 1 hingga 10, nyeri kepala awal penderita tumor otak berawal dari skala 3.

Kemudian nyeri kepala tersebut terus meningkat, bertambah dari skala 3 kemudian naik menjadi skala 5, naik menjadi skala 7, dan bahkan dapat mencapai skala 10.

Baca juga: Dokter Felix Adrian Menyampaikan Jenis-jenis Sakit Kepala yang Kerap Dianggap Sama

ilustrasi sakit kepala
ilustrasi sakit kepala (freepik.com)
3 dari 3 halaman

"Apalagi jika kondisi ini ditambah dengan keluhan-keluhan yang berhubungan dengan otak yang tertekan, kondisi ini bisa menyebabkan penderitanya mengalami kelumpuhan hingga gangguan berbicara."

"Intiya defisit neurologis ada gangguan pada sistem saraf, kondisi ini bisa menyebabkan kejang, pada kondisi lebih berat bisa menyebabkan penurunan kedasaran dan harus diwaspadai."

"Nyeri kepala yang seperti ini sudah tidak biasa lagi dan harus diwaspadai," terang dr. Anom.

Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Bedah Saraf, dr. I Gde Anom A. Yudha, Sp.Bs, FINO, FINSS, FICS dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video pada 27 April 2022.

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

(Tribunhealth.com/IR)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comSakit KepalaNyeri KepalaPenyebab Sakit Kepaladr. I Gde Anom
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved