TRIBUNHEALTH.COM - Mitos menjadi kepercayaan masyarakat karena disampaikan dari mulut ke mulut berupa berita, nasihat maupun anjuran.
Apabila yang beredar ialah mitos seputar kesehatan, maka fakta medis bisa menimbulkan salah kaprah serta menyesatkan masyarakat.
Tak hanya satu, biasanya masyarakat mempercayai deretan mitos.
Sebagai contoh, seperti anggapan yang menyatakan bahwa jika seseorang tidak memiliki masalah pada kencingnya berarti ginjal masih berfungsi dengan baik dan tidak perlu memeriksakan diri.
Padahal fakta menurut dr. Syafrizal Nasution, Sp.PD-KGH., FINASIM yaitu pada tahap awal penurunan fungsi ginjal sering tidak bergejala.
Berdasarkan penuturan dr. Syafrizal Nasution, Sp.PD-KGH., FINASIM penyakit gagal ginjal tidak memiliki gejala yang khas.
Baca juga: drg. Ardiansyah S. Pawinru, Sp.Ort(K) Ungkap Perlunya Menggunakan Retainer Setelah Pakai Behel

Hal ini disampaikan oleh dr. Syafrizal Nasution, Sp.PD-KGH., FINASIM yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Kementerian Kesehatan RI edisi 31 Maret 2022.
Baca juga: Rambut Rontok Kurang dari 100 Helai Sehari Masih Wajar? Begini Kata dr. Ammarilis Murastami, Sp.KK
"Kalau kita berbicara mengenai penyakit demam berdarah, gejalanya jelas ada demam, ada bintik-bintik merah," terangnya.
Akan tetapi, pada penyakit gagal ginjal ini gejalanya tidak seperti menderita ginjal.
"Misalnya dia datang dengan anemia atau kurang darah, dipikir oh ini cuman anemia. Kalu dia datang dengan mual mungkin dipikir sakit maag. Kalau dia datang dengan sakit tulang, mungkin dia punya rematik," pungkasnya.
Padahal gejala-gejala penyakit ginjal ini berkaitan dengan fungsi ginjal yang terkadang disertai dengan penyakit lain.
Sehingga membuat kita semua seringkali tidak sadar adanya penyakit ginjal.
Mitos lain yang sering didengar yaitu minum obat nyeri secara rutin untuk penyakit rematik dan obat itu hanya berpengaruh pada lambung saja.
"Kalau di Indonesia, kita gampang membeli obat. Kita tinggal datang ke toko obat maka obat-obat itu akan secara gampang diberikan oleh orang yang jual," ucap dr. Syafrizal Nasution, Sp.PD-KGH., FINASIM.
"Dan mitos dengan obat-obat nyeri itu menyatakan bahwa obat itu hanya berpengaruh pada lambung saja," sambungnya.
Padahal faktanya atau kenyataan sebenarnya adalah banyak obat anti nyeri yang akan membuat menurunnya suplai darah ke ginjal.
Baca juga: dr. Ammarilis Murastami, Sp.KK Jelaskan Penyakit Alopecia yang Bisa Sebabkan Kebotakan

Baca juga: Manfaat Vitamin C untuk Kesehatan Kulit, dr. Evi: Cegah Radikal Bebas hingga Cegah Kanker Kulit
Hal ini akan membuat terjadinya penurunan fungsi ginjal.
Sedangkan setiap orang akan berbeda-beda karena tergantung dari kondisi penyakitnya masing-masing.
Oleh karena itu, setiap kita mengonsumsi obat apapun termasuk obat anti nyeri sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter apakah obat-obat tersebut memang aman untuk dikonsumsi.
Tak hanya itu saja, mitos lain yang sering didengar adalah merokok tidak memberikan dampak untuk ginjal, hanya akan memberikan dampak pada paru-paru saja.
Padahal faktanya antara lain:
- Merokok akan meningkatkan tekanan darah
- Menurunkan aliran darah
- Merusak pembuluh darah ginjal
Sehingga merokok bisa menyebabkan penyakit ginjal.
Selain itu, merokok juga bisa menyebabkan penyakit jantung yang merupakan penyebab utama kematian pada pasien penyakit ginjal.
Baca juga: Obesitas adalah Suatu Penyakit, Benarkah? Begini Penjelasan dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO

Baca juga: dr. Harmantya Mahadhipta Sarankan Segera ke Dokter saat Mengalami Sindrom Cauda Equina
Penjelasan dr. Syafrizal Nasution, Sp.PD-KGH., FINASIM dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Kementerian Kesehatan RI edisi 31 Maret 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita tentang kesehatan di sini.