Breaking News:

Kondisi Purging yang Parah dan Tidak Kunjung Sembuh Memerlukan Penanganan Dokter

Purging merupakan istilah awam yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kulit yang memuruk akibat penggunaan bahan aktif tertentu pada skincare.

freepik.com
ilustrasi konsultasi dengan dokter kulit 

TRIBUNHEALTH.COM - Dalam terminologi kedokteran (khususnya bagian dermatovenereologi) tidak dikenal istilah “purging”.

Belum ada literatur pasti maupun konsensus yang mendefinisikan purging secara jelas dan pasti.

Purging merupakan istilah awam yang digunakan pasien untuk menggambarkan suatu kondisi atau reaksi kulit tertentu yang memburuk yang terjadi akibat penggunaan bahan aktif tertentu (khususnya golongan retinoid) yang nantinya akan membaik dengan sendirinya untuk mendapatkan hasil maksimal dari produk tsb.

Faktanya adalah “purging” bukan suatu proses detoksifikasi dan “purging” bukan merupakan suatu proses untuk mentralisir racun, karena organ kulit tidak memiliki fungsi tersebut (menetralisir racun).

ilustrasi konsultasi dengan dokter kulit
ilustrasi konsultasi dengan dokter kulit (freepik.com)

Baca juga: Gejala Kekurangan Hormon Testosteron pada Wanita, Termasuk Hot Flash dan Menstruasi Tak Teratur

Yang mungkin mirip dengan kondisi ‘purging’ yang dikenal oleh orang awam selama ini, dalam dunia kedokteran disebut sebagai dermatitis retinoid atau retinoid-induced irritant contact dermatitis.

Dermatitis retinoid adalah suatu peradangan atau iritasi ringan, ditandai dengan kemerahan, pengelupasan, rasa terbakar dan gatal pada kulit, yang disebabkan oleh penggunaan oles dari retinoid acid.

Karena “purging” terjadi setelah penggunaan produk skincare dengan bahan aktif tertentu, sehingga penggunaannya harus dihentikan terlebih dahulu dan reaksi yang terjadi harus segera diatasi.

Pasien dapat berkonsultasi kepada dokter spesialis kulit dan kelamin (dermatovenereologist) untuk memastikan apakah “purging” yang terjadi akibat peningkatan regenerasi kulit, penggunaan retinoid/ bahan ekfoliasi yang belum tepat (terlalu sering/konsentrasi terlalu tinggi), suatu reaksi alergi atau iritasi terhadap produk tertentu, atau justru kondisi kulit yang lainnya.

Baca juga: Self Loving & Berdamai dengan Luka di Masa Lalu, Dapat Meningkatkan Kekebalan Mental di Masa Kini

Selanjutnya dokter kulit & kelamin biasanya akan mengatasi reaksi kulit dan peradangan yang terjadi dengan meresepkan obat-obat anti peradangan dan krim yang menenangkan (soothing cream).

Pasien dapat mencuci wajah dengan sabun wajah yang gentle dan tidak mengekfoliasi, serta tetap harus menggunakan tabir surya pada pagi dan siang hari.

2 dari 4 halaman

Supaya tidak terjadi “purging” maka penggunaan produk dengan bahan aktif yang mengandung retinoid, AHA maupun BHA harus dilakukan dengan hati-hati.

Untuk pasien yang menggunakan skincare golongan retinoid OTC/ yang dijual bebas (misalnya retinol, retinaldehyde, retinyl palmitate) maka selalu mulai dengan dosis yang rendah dan frekuensi penggunaan yang jarang, untuk selanjutnya dapat ditingkatkan dosis dan frekuensinya, gunakan pada malam hari dan pada kondisi kulit yang kering.

Baca juga: Self Loving & Berdamai dengan Luka di Masa Lalu, Dapat Meningkatkan Kekebalan Mental di Masa Kini

Penggunaan basic skincare yang baik juga tetap harus diperhatikan (tetap gunakan pembersih/sabun wajah, pelembap dan sunscreen sesuai jenis kulit).

Untuk mengurangi risiko terjadinya iritasi maka retinoid dapat digunakan dengan metode sandwich (pelembap-retinoid-pelembap) ataupun buffering (mencampurnya dengan pelembap).

Tidak ada makanan yang menyebabkan purging, “Purging” hanya terjadi karena adanya kontak antara kulit dan bahan aktif tertentu.

Pasien tetap dapat mengkonsumsi makanan tertentu selama tidak memiliki alergi terhadap makanan tersebut.

Pasien juga tetap harus menjaga pola makan yang sehat dan seimbang, mengurangi makanan dengan indeks glikemik yang tinggi, serta mengkonsumsi air putih yang banyak untuk mengurangi risiko terjadinya jerawat yang mungkin memperparah kondisi “purging” yang sudah terjadi.

Baca juga: Begini Aturan Makan saat Berbuka & Sahur, Dr. Dewi Marhaeni: Hindari Makanan Manis Terlebih Dahulu

Ketika mengalami purging pasien tetap boleh menggunakan produk skincare tertentu.

Pasien dapat menggunakan pelembap yang memperbaiki barrier kulit dan tetap harus menggunakan tabir surya pada pagi dan siang hari.

Pasien dapat menggunakan tabir surya broad-spectrum dan tabir surya jenis physical yang lebih tidak iritatif.

3 dari 4 halaman

Penggunaan skincare lain yang bersifat mengelupas atau eksfoliasi sebiknya dihentikan.

Penggunaan makeup juga sebaiknya dihindari sementara waktu untuk menghindari terjadinya reaksi yang lebih berat.

Untuk memastikan produk skincare apa saja yang dapat digunakan, pasien dapat melakukan konsultasi lebih lanjut dengan Dokter spesialis kulit & kelamin (dermatovenereologist).

Baca juga: Penerima Vaksin Janssen (J&J) Dapat Memperoleh Vaksinasi Booster Jenis Moderna

Rasa gatal akibat “purging” dapat membaik seiring dengan perbaikan kondisi kulit.

Gatal dapat dikurangi dengan penggunaan pelembab kulit, soothing agent, maupun obat-obatan oral untuk mengurangi rasa gatal.

Pastikan untuk menghentikan produk yang diduga menyebabkan “purging” dan segera mencari pertolongan untuk meredakan reaksi kulit yang terjadi.

Kondisi “purging” dapat menjadi semakin berat dan parah, yang ditandai dengan terbentuknya lepuh dan bengkak pada kulit serta kemerahan kulit yang berkepanjangan.

Suatu kondisi peradangan yang berat dapat meningkatkan risiko terbentuknya hiperpigmentasi maupun jaringan parut.

Apabila kondisi purging semakin parah, pasien harus menghentikan penggunaan produk tersebut dan dapat memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin (deralovenereologi) untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca juga: Jangan Berkumur Setiap Hari, Dokter Sebut Bisa Sebabkan Penyakit pada Rongga Mulut

Haruskah kke dokter ketika purging mengalami keparahan?

4 dari 4 halaman

Berikut adalah penjelasan dr. Adnania Nareswari, Sp.DV.

dr. Adniana Nareswari, Sp. DV merupakan lulusan S1 Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret.

S1 diselesaikannya selama kurang lebih 4 tahun, yakni pada tahun 2006 hingga tahun 2010.

Di tahun yang sama ia melanjutkan program Profesi Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret hingga tahun 2012.

Pendidikan Dokter Spesialis dilanjutkan 5 tahun kemudian setelah menyelesaikan program Profesi Dokter, yakni di tahun 2017 hingga tahun 2021.

Ia mengambil pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret.

Baca juga: Jika Sudah Parah, Pengidap Osteoporosis Bisa Patah Tulang walau Hanya Digunakan Membungkuk

Selain menyelesaikan pendidikan formal, ternyata dr. Adnaiaa Nareswari, Sp. DV juga menyelesaikan 3 pendidikan non formal, antara lain:

1. Advanced Cardiac Life Support (ACLS) pada tahun 2012

2. Sebelas Maret University Language Center pada tahun 2012

3. Basic Surgical Skill In Dermatology pada tahun 2019

Di sela menempuh pendidikannya ia sempat bekerja paruh waktu menjadi dokter jaga di Klinik PT. Danliris Solo dan BP Ngesti Husadajati Solo selama 1 tahun yakni tahun 2012 hingga tahun 2013.

Setelah itu, pada tahun 2013 hingga 2014, ia melanjutkan bekerja paruh waktu sebagai dokter jaga di Rumah Sakit Triharsi Solo.

Profil lengkap dr. Adnania Nareswari, Sp. DV bisa dilihat disini.

Pertanyaan:

Haruskah ke dokter jika purging mengalami keparahan?

Anggra, Solo

dr. Adnania Nareswari, Sp. DV menjawab:

Iya, jika penggunaan produk dihentikan tetapi iritasi masih berkelanjutan sebaiknya memang harus ke dokter agar kondisi kulit teratasi dengan baik.

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comPurgingdr. Adnania Nareswari Sp.DVskin care
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved