TRIBUNHEALTH.COM - Tanpa disadari, seseorang yang memiliki fisik sehat terkadang tidak menggambarkan bahwa kondisi mentalnya juga sehat.
Sebenarnya tidak banyak indvidu memiliki mental yang katakan benar-benar sehat.
Gangguan pada mental yang dialami seseorang tidak hanya halusinasi saja, tetapi gangguan mental seperti delusi juga dikatakan gangguan mental serius.
Perlu bahwa baik halusinasi ataupun delusi dapat terjadi ketika otak memproses suatu hal yang sebenarnya tidak terjadi.
Delusi merupakan keyakinan yang dipegang secara kuat namun tidak akurat, dimana keyakinan tersebut tanpa bukti.
Seseorang mengalami delusi misalnya seseorang merasa diikuti oleh orang lain, merasa menjadi target dicelakai, atau merasa menjadi target di santet oleh orang lain.

Baca juga: dr. Dwi Septiadi: Jangan Menghindari Stress Karena Manusia Membutuhkan Stresor dengan Kadar Tepat
Masih banyak masyarakat mengganggap bahwa delusi dan halusinasi adalah kejadian yang sama, ternyata kedua hal tersebut berdeba.
Halusinasi adalah indra melihat namun yang dilihat bukan yang seharusnya dilihat.
Sedangkan delusi lebih ke keyakinan yang salah.
Delusi bisa sembuh tentunya dengan membangunkan kesadaran yang benar.
Berpikir logis dan realistis membuat orang terhindar dari delusi.
Delusi bisa sembuh dengan berpikir rasional, berlatih menerima kenyataan hidup saat ini, berlatih memecahkan masalah, berlatih berusaha, dan mengisi aktivitas sehari-hari dengan kegiatan positif mulai dari belajar, kuliah, bekerja, olahraga, beribadah, berteman, berkomunikasi dengan oranglain dan kegiatan positif lainnya.
Baca juga: Udara Hangat di Dalam Masker Menjadi Penyebab Kulit dan Bibir Kering
Seseorang yang mengalami delusi bisa diajak berbicara mengenai kebenarannya namun butuh proses.
Akar masalah bagi orang delusi juga perlu dipecahkan mulai dari melatih skill tertentu.
Seseorang yang memiliki banyak skill dan keterampilan maka memungkinkan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Apakah delusi yang sudah sembuh bisa terjadi kekambuhan?
Berikut adalah penjelasan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. (Psikolog di www.praktekpsikolog.com). Seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
Kini dirinya telah memiliki sebuah yayasan yang bernama Praktek Psikolog Indonesia.
Saat ini yayasan yang Adib dirikan telah tersebar di berbagai wilayah.
Ia bertugas di Yayasan Praktek Psikolog Indonesia Cabang Tangsel.
Baca juga: Cara Atasi Gatal Akibat Keputihan, Simak Anjuran dr. Rahmilasari Mujitaba, Sp.DV
Saat ini juga menjadi Koordinator untuk cabang Bintaro-Jaksel, Rawamangun-Jaktim, Pondok Aren-Tangsel, Cileungsi-Perbatasan Bogor Bekasi, Semarang, Makassar dan Surabaya.
Sebelum berpraktek di Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, ia sempat praktek di Yayasan Cinta Harapan Indonesia selama kurang lebih 3 tahun.
Riwayat Pendidikan Adib Setiawan:
- S1 Psikolog UIN Jakarta 2001-2005
- S2 Profesi Psikolog Universitas Tarumanegara Jakarta 2007-2009
Pengabdian Masyarakat:
- Relawan medis di Rumah Sakit Dr. Suyoto Kementerian Pertahanan pada 2020 selama 2 bulan
- Relawan bencana alam di Selat Sunda bidang psikologi pada Desember 2018 - Januari 2019
- Relawan psikolog di Yayasan Cinta Harapan Indonesia Autism Center 2008-sekarang
Baca juga: PPKM Jawa Bali Diperpanjang walaupun Kasus Melandai, Wiku Ingatkan Disiplin Protokol Kesehatan
Profil lengkap Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. bisa dilihat disini.
Pertanyaan:
Apakah delusi yang sudah sembuh bisa terjadi kekambuhan?
Anggra, Solo
Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi menjawab:
Kalau masih ringan bisa sembuh, gangguan sedang biasanya bisa kambuh, serta yang berat mudah kambuh.
Sangat tergantung kondisi individu yang bersangkutan.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)