Breaking News:

dr. Adnania Nareswari Sarankan Segera Hentikan Penggunaan Produk yang Sebabkan Purging

Purging merupakan bahasa awam yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kulit yang memburuk akibat penggunaan bahan aktif tertentu pada skincare.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
sehatq
ilustrasi seseorang yang mengalami purging 

TRIBUNHEALTH.COM - Dalam terminologi kedokteran (khususnya bagian dermatovenereologi) tidak dikenal istilah “purging”.

Belum ada literatur pasti maupun konsensus yang mendefinisikan purging secara jelas dan pasti.

Purging merupakan istilah awam yang digunakan pasien untuk menggambarkan suatu kondisi atau reaksi kulit tertentu yang memburuk yang terjadi akibat penggunaan bahan aktif tertentu (khususnya golongan retinoid) yang nantinya akan membaik dengan sendirinya untuk mendapatkan hasil maksimal dari produk itu.

Faktanya adalah “purging” bukan suatu proses detoksifikasi dan “purging” bukan merupakan suatu proses untuk mentralisir racun, karena organ kulit tidak memiliki fungsi tersebut (menetralisir racun).

ilustrasi seseorang yang mengalami purging
ilustrasi seseorang yang mengalami purging (sehatq)

Baca juga: drg. Anastasia Memberikan Gambaran Kondisi Gigi yang Memerlukan Perawatan Saluran Akar

Yang mungkin mirip dengan kondisi ‘purging’ yang dikenal oleh orang awam selama ini, dalam dunia kedokteran disebut sebagai dermatitis retinoid atau retinoid-induced irritant contact dermatitis.

Dermatitis retinoid adalah suatu peradangan atau iritasi ringan, ditandai dengan kemerahan, pengelupasan, rasa terbakar dan gatal pada kulit, yang disebabkan oleh penggunaan oles dari retinoid acid.

Kondisi ini memerlukan penanganan segera dan terapi supaya tidak terjadi kondisi peradangan yang lebih berat.

Karena “purging” terjadi setelah penggunaan produk skincare dengan bahan aktif tertentu, sehingga penggunaannya harus dihentikan terlebih dahulu dan reaksi yang terjadi harus segera diatasi.

Baca juga: Kenali Waktu yang Tepat Melakukan Perawatan Saluran Akar Gigi Sebelum Terjadi Anomali

Pasien dapat berkonsultasi kepada dokter spesialis kulit dan kelamin (dermatovenereologist) untuk memastikan apakah “purging” yang terjadi akibat peningkatan regenerasi kulit, penggunaan retinoid/ bahan ekfoliasi yang belum tepat (terlalu sering/konsentrasi terlalu tinggi), suatu reaksi alergi atau iritasi terhadap produk tertentu, atau justru kondisi kulit yang lainnya.

Selanjutnya dokter kulit & kelamin biasanya akan mengatasi reaksi kulit dan peradangan yang terjadi dengan meresepkan obat-obat anti peradangan dan krim yang menenangkan (soothing cream).

2 dari 4 halaman

Pasien dapat mencuci wajah dengan sabun wajah yang gentle dan tidak mengekfoliasi, serta tetap harus menggunakan tabir surya pada pagi dan siang hari.

Supaya tidak terjadi “purging” maka penggunaan produk2 dengan bahan aktif yang mengandung retinoid, AHA maupun BHA harus dilakukan dengan hati-hati.

Baca juga: Pahami Perbedaan Nyeri Pinggang dan Saraf Kejepit yang Seringkali Dianggap Sama

Untuk pasien yang menggunakan skincare golongan retinoid OTC/ yang dijual bebas (misalnya retinol, retinaldehyde, retinyl palmitate) maka selalu mulai dengan dosis yang rendah dan frekuensi penggunaan yang jarang, untuk selanjutnya dapat ditingkatkan dosis dan frekuensinya, gunakan pada malam hari dan pada kondisi kulit yang kering.

Penggunaan basic skincare yang baik juga tetap harus diperhatikan (tetap gunakan pembersih/sabun wajah, pelembap dan sunscreen sesuai jenis kulit).

Untuk mengurangi risiko terjadinya iritasi maka retinoid dapat digunakan dengan metode sandwich (pelembap-retinoid-pelembap) ataupun buffering (mencampurnya dengan pelembap).

Sedangkan untuk retinoid acid dan adapalene, maka harus diresepkan oleh dokter dan penggunaannya akan diawasi serta dikontrol oleh dokter supaya tidak terjadi “purging”.

Baca juga: Lebih Aman Menggunakan Pembalut, Tampon, atau Menstrual Cup? Begini Tanggapan Dokter

Tidak ada makanan yang menyebabkan purging, “Purging” hanya terjadi karena adanya kontak antara kulit dan bahan aktif tertentu.

Pasien tetap dapat mengkonsumsi makanan tertentu selama tidak memiliki alergi terhadap makanan tersebut.

Pasien juga tetap harus menjaga pola makan yang sehat dan seimbang, mengurangi makanan dengan indeks glikemik yang tinggi, serta mengkonsumsi air putih yang banyak untuk mengurangi risiko terjadinya jerawat yang mungkin memperparah kondisi “purging” yang sudah terjadi.

Ketika mengalami purging pasien tetap boleh menggunakan produk skincare tertentu.

3 dari 4 halaman

Untuk membersihkan wajah, pasien dapat menggunakan sabun wajah untuk kulit sensitif yang lembut (gentle), menenangkan dan bersifat tidak mengeksfoliasi.

Baca juga: Sadari Pengaruh Buruk Tindakan Body Shaming bagi Kesehatan Mental Seseorang

Pasien dapat menggunakan pelembap yang memperbaiki barrier kulit dan tetap harus menggunakan tabir surya pada pagi dan siang hari.

Pasien dapat menggunakan tabir surya broad-spectrum dan tabir surya jenis physical yang lebih tidak iritatif.

Penggunaan skincare lain yang bersifat mengelupas atau eksfoliasi sebiknya dihentikan.

Penggunaan makeup juga sebaiknya dihindari sementara waktu untuk menghindari terjadinya reaksi yang lebih berat.

Untuk memastikan produk skincare apa saja yang dapat digunakan, pasien dapat melakukan konsultasi lebih lanjut dengan Dokter spesialis kulit & kelamin (dermatovenereologist).

Rasa gatal akibat “purging” dapat membaik seiring dengan perbaikan kondisi kulit.

Baca juga: Makin Lengkap, Rumah Sakit JIH Solo Tawarkan Layanan One Step Dental Care

Gatal dapat dikurangi dengan penggunaan pelembab kulit, soothing agent, maupun obat-obatan oral untuk mengurangi rasa gatal.

Adakah cara lain untuk mengurangi rasa gatal?

Berikut adalah penjelasan dr. Adnania Nareswari, Sp.DV.

4 dari 4 halaman

dr. Adniana Nareswari, Sp. DV merupakan lulusan S1 Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret.

S1 diselesaikannya selama kurang lebih 4 tahun, yakni pada tahun 2006 hingga tahun 2010.

Di tahun yang sama ia melanjutkan program Profesi Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret hingga tahun 2012.

Pendidikan Dokter Spesialis dilanjutkan 5 tahun kemudian setelah menyelesaikan program Profesi Dokter, yakni di tahun 2017 hingga tahun 2021.

Baca juga: Pengidap Endometriosis Lebih Berisiko Alami Kanker Ovarium, Berikut Ini Penjelasannya

Ia mengambil pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret.

Selain menyelesaikan pendidikan formal, ternyata dr. Adnaiaa Nareswari, Sp. DV juga menyelesaikan 3 pendidikan non formal, antara lain:

1. Advanced Cardiac Life Support (ACLS) pada tahun 2012

2. Sebelas Maret University Language Center pada tahun 2012

3. Basic Surgical Skill In Dermatology pada tahun 2019

Di sela menempuh pendidikannya ia sempat bekerja paruh waktu menjadi dokter jaga di Klinik PT. Danliris Solo dan BP Ngesti Husadajati Solo selama 1 tahun yakni tahun 2012 hingga tahun 2013.

Setelah itu, pada tahun 2013 hingga 2014, ia melanjutkan bekerja paruh waktu sebagai dokter jaga di Rumah Sakit Triharsi Solo.

Profil lengkap dr. Adnania Nareswari, Sp. DV bisa dilihat disini.

Pertanyaan:

Adakah cara lain untuk mengurangi rasa gatal saat purging?

Anggra, Solo

dr. Adnania Nareswari, Sp. DV menjawab:

Pastikan untuk menghentikan produk yang diduga menyebabkan “purging” dan segera mencari pertolongan untuk meredakan reaksi kulit yang terjadi.

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comPurgingMasalah Kulitdr. Adnania Nareswari Sp.DVskin care
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved