TRIBUNHEALTH.COM - Hampir setiap orang diusia produktif maupun sudah berusia lanjut mengalami masalah nyeri pinggang.
Keluhan nyeri pinggang tersebut bisa terjadi saat sedang beraktivitas maupun terjadi secara tiba-tiba.
Keluhan nyeri pinggang yang berlangsung lama harus diwaspadai, karena jika dibiarkan terlalu lama dan idak diatasi akan menimbulkan efek-efek yang tidak diinginkan.
Nyeri pinggang selain karena otot, tentunya bisa disebabkan oleh susunan tulang belakang itu sendiri baik itu sendi, ligamen atau bantalan sendi.
Masih banyak orang yang sering berasumsi bahwa ketika kita mengalami nyeri pinggang berarti saraf terjepit.

Baca juga: Amankah Konsumsi Vitamin C dan Vitamin D Secara Bersamaan? Simak Ulasan dr. Nadya Noviani
dr. Harmantya mengatakan bahwa anggapan nyeri pinggang menandakan saraf kejepit tidak sepenuhnya benar.
Pada keluhan nyeri pinggang, rasa nyeri hanya berada disekitar pinggang saja.
Tetapi bila insiden saraf terjepit, harus bisa memberikan keluhan saraf terjepit.
Komponen saraf terdiri dari komponen sensorik, seperti kulit bisa merasakan sesuatu.
Tak hanya komponen sensorik saja, ada juga komponen motorik yang menggerakkan kedua tungkai.
Selain komponen sensorik dan motorik ada juga komponen otonom seperti buang air kecil atau buang air besar.
Baca juga: Tips Turunkan Kadar Kolesterol: Rutin Olahraga hingga Batasi Asupan Lemak, Garam, dan Gula
Apabila mengalami jepitan saraf, harus mengalami gejala minimal salah satu dari komponen-komponen tersebut seperti sensorik, motorik, ataupun otonom.
dr. Harmantya mengatakan bahwa keluhan yang sering dialami pasien adalah komponen sensorik terlebih dahulu seperti nyeri yang menjalar dari pantat dan menjalar ke bawah terasa seperti tersetrum.
Keluhan tersebut bisa dialami oleh satu kaki ataupun dua kaki.
Keluhan nyeri bisa dirasakan mulai dari pantat, ke paha dan ke betis, pergelangan kaki bahkan sampai ke telapak kaki.
Jika keluhan yang terjadi pada komponen sensorik dibiarkan terlalu lama, maka akan merusak komonen motorik.
Hal tersebutlah yang menyebabkan kelemahan pada jempol, kaki, pergelangan kaki, dan lutut.
Ketika semua keluhan tersebut dibiarkan, dan jepitan terasa lebih hebat lagi maka kesehatan komponen otonom akan terancam.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Jabar bersama dengan dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT (K) Spine. Seorang dokter spesialis orthopedi & traumatologi. Rabu (16/3/2022)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)