TRIBUNHEALTH.COM - Gonore adalah salah satu penyakit menular seksual berbahaya.
Penyakit Gonore juga umum dikenal dengan sebutan kencing nanah.
Penyakit Gonore bisa terjadi pada pria dan wanita.
Baca juga: dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS Ungkap Pentingnya Memberikan Informasi Seksualitas Kepada Anak
Walau demikian, gejala penyakit Gonore pada pria dan wanita berbeda.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dr. Rahmilasari Mujitaba, Sp.DV menjelaskan perbedaan gejala Gonore antara pria dan wanita.

Berdasarkan penuturannya, pada pria yang mengalami Gonore biasanya akan timbul gejala keputihan.
Keputihan ini bisa berwarna putih kekuningan atau kehijauan.
Seorang pria yang mengalami keputihan, biasanya akan lebih sering muncul pada saat pagi hari.
Baca juga: Tak Hanya Masalah Fisik, Rendahnya Hasrat Seksual Wanita Dapat Dipicu Norma Gender dan Hal Berikut
Sementara pada wanita, 50 % di antaranya tanpa disertai gejala (asimtomatik).
Walau demikian terdapat gejala awal yang biasanya akan timbul juga. Seperti nyeri saat kencing.

"Biasanya gejala awalnya hanya nyeri saja saat kencing, lalu pada saat dilihat pemeriksaan hanya merah saja pada leher rahim," sambungnya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.
Keputihan Tanda Kanker Serviks
Selain keputihan bisa menjadi tanda penyakit Gonore, keputihan juga bisa menjadi indikasi Kanker Serviks.
Ciri utama keputihan yang mengindikasikan Kanker Serviks diikuti dengan penurunan berat badan.
Baca juga: Alami Keputihan, Apakah Terus Berlanjut hingga Menopause? Ini Kata dr. Rahmilasari Mujitaba, Sp.DV

Lebih lanjut, tanda keputihan bermasalah memiliki gejala yang bervariasi, dengan beragam tipe.
Gejala bisa terlihat dari warna dan bau pada keputihan tersebut. Seperti keputihan yang disebabkan oleh:
Baca juga: Jangka Waktu Pengobatan Penyakit Menular Seksual, Simak Ulasan dr. Putri Anita Sari, Sp.KK
1. Bakteri

Kondisi keputihan yang disebabkan oleh bakteri dinamakan dengan Bakterial vaginosis.
Bakteri ini bernama Gardnerella vaginalis.
Keputihan ini biasanya ditandai dengan:
Baca juga: Mengenal Perawatan Vagina, Non Surgical Female Intimate Rejuvenation dari dr. Reshati Anggit Maulani
- Bau yang amis
- Encer
- dan berwarna keabu-abuan.
2. Jamur

Keputihan yang dipicu oleh jamur disebut Kandidiasis vulvovaginal.
Keputihan ini ditandai dengan:
- Berwarna putih
Baca juga: Apakah Rasa Gatal pada Vagina Memengaruhi Kesehatan? Begini Tanggapan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS
- Kental
- bergumpal
- dan gatal.
Bila penderita sering menggaruk pada area vagina ini, bisa menimbulkan iritasi dan kemerahan.
3. Parasit

Baca juga: Begini Pesan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS Agar Tak Terinfeksi Human Papillomavirus (HPV)
Selanjutnya pada parasit, keputihan ini dinamakan dengan Trichomonas vaginalis.
Biasanya keputihan ditandai dengan:
- Berwarna kuning atau hijau
- Berbau busuk
Baca juga: Kasus Penyakit Menular Seksual Meningkat Selama Pandemi, Dokter Edukasi Penggunaan Alat Kontrasepsi
- dan berbusa.
Bila dilihat pada leher rahim, bisa berwarna kemerahan, seperti strowberry.
Jangan Pengobatan Sendiri
Oleh karena itu, apabila mencurigai keputihan yang bermasalah harap segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin.
Jangan pernah melakukan pengobatan sendiri dengan berkonsultasi selain dengan dokter.

"Banyak orang yang mengobati keputihan sendiri dengan datang ke apotek menanyakan obat dengan dosis yang tidak tepat dan pengobatannya juga tidak tuntas," papar Rahmilasari.
Menurut Rahmilasari, hal itu bisa menyebabkan kondisi yang berbahaya. Yaitu timbulnya komplikasi.
Komplikasi bisa diawali dengan adanya peradangan pada vagina.
Baca juga: dr. G. Iranita Dyantika: Gula Darah Tak Terkontrol Bisa Sebabkan Terjadinya Infeksi di Bagian Vagina
Lalu berlanjut menjadi Bartolonitis, kelenjar bartolis menjadi meradang.
Selanjutnya mengarah ke atas menimbulkan nyeri panggul.
Nyeri panggul adalah kondisi yang paling parah yang pernah ditemui oleh Rahmilasari saat berpraktek.

Komplikasi bisa terjadi akibat bakteri yang terus-menerus bertambah banyak.
Bila daya tahan tubuh rendah, bisa mengakibatkan gangguan sistemik.
"Apalagi kalau imun kita rendah, bisa bertambah parah dan ada gangguan sistemik," ungkapnya.
Baca juga: Waspada, Kanker Tulang Bisa Menyerang Tulang Lengan, Tungkai Kaki Hingga Panggul
Penjelasan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dr. Rahmilasari Mujitaba, Sp.DV, dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, Jumat (14/8/2020).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)