Breaking News:

Meski Sama-sama Serang Pernapasan, PPOK dan Asma Punya Sejumlah Perbedaan Berikut

Profesor kesehatan memaparkan sejumlah perbedaan antara PPOK dan penyakit asma

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
freepik.com
ilustrasi seseorang dengan penyakit paru, apa bedanya dengan asma? 

TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit Paru Obstruktif Kronik merupakan salah satu penyakit yang menyerang paru-paru, sehingga menimbulkan masalah pada pernapasan, sama seperti asma.

Namun keduanya memiliki perbedaan, dilansir TribunHealth.com dari Medical News Today, Minggu (20/3/2022).

Hal itu disampaikan oleh Dr. Shahryar Yadegar adalah spesialis pengobatan perawatan kritis, ahli paru, dan direktur medis ICU di Pusat Medis Providence Cedars-Sinai Tarzana, CA

“Meskipun kedua penyakit tersebut dianggap sebagai penyakit paru obstruktif, ada beberapa perbedaan antara PPOK dan asma,” jelas Dr. Yadegar.

“Asma paling sering dimulai pada masa kanak-kanak, di mana sering dikaitkan dengan alergi dan masalah peradangan," paparnya.

"COPD biasanya dimulai pada tahun 60-an dan dikaitkan dengan merokok. Namun, ada sindrom tumpang tindih, yang memiliki ciri-ciri keduanya.”

Baca juga: dr. Pratidona Anasika Tak Sarankan Mengobati Melasma Sendiri Tanpa Pemantauan Dokter

Baca juga: Penyakit Asma Harus Segera Diobati, Namun Konsumsi Obat Setiap Hari Sangat Tidak Dianjurkan

ilustrasi seseorang yang mengalami penyakit asma
ilustrasi seseorang yang mengalami penyakit asma (sains.kompas.com)

Hal senada juga disampaikan oleh Dr. Neil Schachter, profesor kedokteran paru, perawatan kritis, kedokteran lingkungan, dan kesehatan masyarakat di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York

“COPD adalah penyakit alveoli, sebagian besar […] akibat hilangnya elastisitas yang terutama disebabkan oleh merokok. Asma adalah penyakit saluran udara, terutama […] akibat peradangan saluran napas kronis,” katanya.

Dari segi gejala, Dr. Schachter mengakui mungkin tumpang tindih antara keduanya.

“Sementara gejala klinis mungkin tumpang tindih antara dua penyakit,” lanjutnya.

2 dari 3 halaman

"Perawatan bervariasi untuk membantu pasien dengan baik dalam jangka pendek dan panjang.”

PPOK Banyak menyerang perokok

ilustrasi larangan merokok
ilustrasi larangan merokok (freepik.com)

Baca juga: Gejala dan Faktor Risiko Aneurisma Aorta Abdominalis, Perokok dan Pengidap Hipertensi Lebih Rawan

Baca juga: Tips Cegah Terjadinya Gusi Turun, Rutin Kontrol ke Dokter Gigi hingga Berhenti Merokok

PPOK terjadi ketika paru-paru menjadi meradang, rusak dan menyempit.

Penyebab utamanya adalah merokok, meskipun kondisi tersebut terkadang dapat menyerang orang yang tidak pernah merokok.

Semakin banyak merokok, dan semakin lama merokok, risiko mengalami PPOK juga makin meningkat.

Beberapa kasus PPOK disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap asap atau debu berbahaya.
Lainnya adalah hasil dari masalah genetik langka yang berarti paru-paru lebih rentan terhadap kerusakan.

Untuk menghindari dampak lebih lanjut, penting untuk segera melakukan perawatan.

Gejala

Ilustrasi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Ilustrasi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) (tribunnewswiki.com)

Baca juga: Penderita PPOK Tetap Bisa Olahraga, Dokter Jelaskan Bisa Bantu Ringankan Gejala

Baca juga: Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang Menjadi Ancaman bagi Perokok Aktif

Berikut ini beberapa gejala yang bisa dijadikan acuan untuk mengenali PPOK.

  • Meningkatkan sesak napas, terutama saat aktif
  • Batuk berdahak terus-menerus dengan dahak – beberapa orang mungkin menganggap ini hanya sebagai "batuk perokok"
  • Infeksi dada yang sering
  • Mengi terus-menerus
  • Tanpa pengobatan, gejala biasanya semakin memburuk.

Mungkin juga ada periode ketika mereka tiba-tiba menjadi lebih buruk, yang dikenal sebagai flare-up atau eksaserbasi.

3 dari 3 halaman

Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comvaksin fluPPOKpenyakit paru obstruktif kronis (PPOK)AsmaMedical News TodayICUDr. Shahryar Yadegar
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved