TRIBUNHEALTH.COM - Hampir semua orang pasti pernah mengalami sariawan.
Biasanya sariawan dapat terjadi akibat adanya kerusakan jaringan epitel mukosa, baik dimukosa pipi, mukosa lidah, dan mukosa gusi.
drg. Citra mengatakan bahwa penyebab utama sariawan samai sekarang belum diketahui secara pasti.
Namun banyak sekali faktor-faktor pemicu terjadinya sariawan, antaralain:
- Malnutrisi
Terdapat ketidak seimbangan dari nutrisi tersebut
- Penyakit sistemik atau autoimun
Pada bebebrapa case pasien yang mungkin memiliki riwayat autoimun, khusunya autoimun yang menyerang pencernaan akan rentan untuk mengalami sariawan.

Baca juga: dr. Hasan Mauhaleha Sp.PD Sebut Batu Mepedu Tidak Menimbulkan Gejala Kecuali Menimbulkan Masalah
drg. Citra menyampaikan bahwa terkadang pencegahan sariawan tidak hanya dari faktor-faktor oral saja, tetapi juga harus dilakukan perawatan berupa obat dari autoimunnya.
Sariawan yang paling sering juga bisa disebabkan karena ketidakseimbangan hormon.
Biasanya pada perempuan yang mengalami pre-menstruasi, yang sudah menjelang menstruasi, atau bahkan juga setelah menstruasi.
Fase setelah menstruasi juga dikatakan sangat rentan terjadinya sariawan, karena ada hormon yang dapat memberikan efek pada jaringan mukosa mulut.
Selain pada wanita pre-menstruasi, menstruasi, pra-menstruasi, munculnya sariawan bisa dialami oleh ibu hamil.
Ibu hamil juga dikatakan sangat rentan mengalami sariawan.
Baca juga: Tanpa Penggunaan Sikat dan Pasta Gigi, Siwak Bisa Membantu Proses Pembersihan Gigi
Tetapi sariawan juga bisa dipicu oleh faktor-faktor lokal lain misalnya terbentur secara tidak sengaja atau tergigit khusunya pada susunan geligi yang tidak baik.
Misalnya posisi gigi terlalu ke pipi atau mungkin posisi gigi terlalu ke arah lidah, bahkan kemungkinan bisa saja karena gigi gingsul.
Sehingga pada saat mengatupkan mulut, malah tercepit gusinya atau tidak sengaja tergigit bagian mukosanya, baik mukosa pipi maupun mukosa lidah.
Apabila memang rentan dan localize didareah tersebut, drg. Citra menyarankan untuk memeriksakan diri ke dokter, apakah posisi gigi akan berdampak ke sariawan.
Kalau memang ada dampak yang ditimbulkan, kemungkinan akan dilakukan perawatan untuk menoreksi posisi gigi tersebut.
Mencegah timbulnya sariawan tidak cukup dengan mengonsumsi vitamin C saja, tetapi juga harus diperiksakan karena terkadang membutuhkan pembenahan gigi ataupun posisi rahang.
Baca juga: Pentingnya Sesegera Mungkin Berkumur Setelah Makan dan Minum Agar Terhindar dari Gigi Berlubang
drg. Citra menegasakan bahwa ada beberapa penelitian yang mengatakan apabila berlebihan vitamin C juga tidak baik.
Sebenarnya vitamin C dapat dikompensasi oleh tubuh, yang artinya jika berlebihan vitamin C maka bisa dikeluarkan oleh tubuh.
Namun pada beberapa orang tidak bisa mengkompensasi vitamin C tersebut karena sifat dari vitamin C ialah asam.
Akhirnya akan berdampak pada jaringan mukosa, dan rentan mengalami sariawan.
Perlu diketahui juga apabila terlalu tinggi konsumsi vitamin C, malah akan berdampak timbul sariawan.
drg. Citra menyampaikan jika rutin konsumsi vitamin C 1000mg apabila tidak ada reaksi di mulut kemungkinan masih cukup aman, termasuk juga reaksi di lambung.
Tetapi jika sangat sensitif maka bisa diturunkan dosis vitamin C yang dikonsumsi dan diimbangi dengan multivitamin lain.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan drg. Citra Paramita Sp.Ort. Seorang dokter gigi spesialis orthodonti. Jumat (24/9/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)