TRIBUNHEALTH.COM - Merokok merupakan kebiasaan yang dapat memberikan efek negatif pada tubuh.
Tidak hanya bagi orang yang aktif merokok, orang yang menghirup asap rokok atau perokok pasif beresiko mengalami berbagai penyakit yang serius.
Meskipun perokok pasif termasuk seseorang tidak merokok, tetapi paparan asap rokok akan mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan yang signifikan untuk yang menghirupnya.
Paparan asap rokok yang dihirup oleh perokok pasif akan meningkatkan resiko kanker paru-paru, emfisema, dan gangguan jantung berkisar 30%.
Asap rokok adalah bagian paling berbahaya dari rokok, karena mengandung zat yang lebih berbahaya dari asap rokok yang dihirup oleh perokok aktif.
Kondisi ini bisa terjadi karena asap tidak melalui filter sehingga menyebabkan gangguan kesehatan bagi yang terpapar.

Baca juga: Apakah Penyakit Menular Seksual Bisa Dicegah dengan Makanan? Ini Kata dr Putri Anitasari, Sp.KK
dr. Hermawan mengatakan bahwa sekitar 7000 bahan kimia berbahaya terkandung dalam asap rokok.
Bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam asap rokok seperti karbon monoksida, hidrogen sianida, dan benzena.
Apabila seseorang terpapar asap rokok terus menerus, maka dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan tubuh.
Serta dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi yang menghirupnya.
Asap rokok bisa menyebabkan keluhan-keluhan seperti batuk, dan rasa nyeri pada dada.
Nyeri pada dada dikarenakan iritasi akibat asap rokok di saluran pernafasan.
Untuk mengatasi batuk dan nyeri pada dada, kebiasaan merokok harus dihentikan.
Baca juga: Kanker Mulut, Ini Beragam Kebiasaan yang Bisa Menjadi Faktor Pemicu, Simak Ulasan Dokter Gigi
Apabila konsumsi obat biasa masih belum membaik, waspada terhadap flek pada paru.
Sehingga memerlukan pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan foto thorax atau dianjurkan dengan pemeriksaan dahak.
Batuk dan nyeri pada dada bisa saja disebabkan karena iritasi asap rokok di saluran nafas.
Penyebab dari batuk dan rasa nyeri bukan semata-mata karena adanya flek pada paru-paru.
Tetapi adanya flek pada paru-paru bisa disebabkan oleh berbagai macam penyebab.
Setelah berhenti merokok dan kondisi batuk sudah sembuh bisa melanjutkan pemeriksaan ke dokter.
Meskipun batuk sembuh, tetap bisa dilakukan screening dengan tujuan mengetahui lebih lanjut kondisi paru-paru.
Jika batuk berulang, maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan dr. Hermawan Setyanto, Sp.P. Seorang dokter spesialis paru. Rabu (2/12/2020)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)