TRIBUNHEALTH.COM - Sebenarnya semua orang bisa mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Hipertensi terjadi dikarenakan kekakuan pada pembuluh darah.
Hipertensi merupakan istilah medis yang artinya tekanan darah tinggi.
Jenis hipertensi dibagi menjadi 2, yakni hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer ialah, hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya tetapi sebagian besar terjadi karena kekakuan pembuluh darah dan sebagainnya.
Pada hipertensi sekunder dapat terjadi dikarenakan adanya penyakit yang mendasarinya seperti kelainan ginjal, kelainan hormon, dan sebagainya.
dr. Ni Made Hustrini menegaskan bahwa semua usia bisa beresiko terkena hipertensi.
Baca juga: Bolehkah Pengguna Kawat Gigi Melakukan Scaling? Begini Jawaban drg. Munawir
Saat bertambah usia dan dikarenakan pembuluh darah kaku maka beresiko terjadi hpertensi.
Semakin bertambah usia semakin beresiko terkena hipertensi karena pembuluh darah kaku maka tekanan dipembuluh darah akan meningkat.
Biasanya sering terjadi pada seseorang yang berusia diatas 45 tahun.
dr. Ni Made Histrini menjelaskan bahwa laki-laki lebih rentan mengalami hipertensi karena permasalahan hormonal.
Perempuan sedikit yang mengalami hipertensi, apabila kejadiannya sebelum menopause.
Setelah perempuan mengalami menopause, maka tidak ada lagi perlindungan dari hormon esterogen.
Baca juga: drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati Paparkan Tiga Tahapan Perawatan Ortodonti Secara Umum
Maka, kejadian perempuan setelah mengalami menopause akan sama dengan laki-laki.
Seseorang yang memiliki riwayat keluarga penderita hipertensi, maka bisa terkena hipertensi.
Hipertensi lebih sering terjadi pada orang yang obesitas, sedentery life style.
Banyak yang mengira bahwa pusing dan sakitnya tengkuk kepala adalah gejala dari hipertensi.
Padahal terjadinya hipertensi tidak bergejala.
Hipertensi sering terjadi tiba-tiba dan bisa mengakibatkan stroke.
Kita tidak bisa mengetahui bahwa menderita hipertensi hanya dengan melihat dari gejala saja.
Baca juga: Kulit Berminyak dan Glowing Tentu Berbeda, Simak Ulasan dr. Amelica tentang Mendapatkan Kulit Sehat
Untuk mengetahui apakah menderita hipertensi, harus rutin mengukur tekanan darah.
Jika tidak ada faktor resiko dari keluarga yang menderita hipertensi, life style bagus munkin pengecekan tekanan darah bisa dilakukan setahun sekali.
Apabila usia semakin bertambah, dan diatas 45 tahun bisa dilakukan pengecekan tekanan darah selama 6 bulan sekali.
Tetapi jika memiliki penyakit hipertensi dan mulai obesitas, bisa melakukan pengecekan tekanan darah lebih selama 1 bulan sekali atau 3 bulan sekali.
Begitu terdiagnosis hipertensi, maka harus lebih sering melakukan pengecekan tekanan darah.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan dr. Ni Made Hustrini, Sp.PD-KGH. Seorang dokter spesialis penyakit dalam, konsultan ginjal hipertensi. Kamis (18/3/2021).
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)