TRIBUNHEALTH.COM - Ada sebagian ahli yang mengaitkan terjadinya sariawan karena faktor hormonal terutama terjadi pada perempuan dan biasanya terjadi sesaat sebelum menstruasi atau setelah menstruasi.
"Kejadiannya fenomenanya seperti itu, meskipun hal ini belum divalidasi. Artinya pernah dilakukan percobaan dengan menggantikan hormon estrogen yang berkurang pada perempuan atau berlebihan pada saat menjelang haid atau setelah haid," ucap drg. Erni.
Namun ternyata tidak ada efek perbaikan terhadap ilustrasinya.
Baca juga: Vampire Facial Sangat Cocok untuk Kulit Kusam, Berminyak dan Memiliki Bekas Jerawat yang Banyak
Akan tetapi faktor hormonal menjadi salah satu dugaan.
Menurut drg. Erni berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa terjadinya recurrent aphthous stomatitis bisa disebabkan karena kelainan autoimun.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut, drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 19 Februari 2022.
Perlu diketahui jika jaringan lunak di dalam rongga mulut berfungsi sebagai barrier atau penahan maupun proteksi.
Sama halnya dengan kulit jika dilihat bagian terluar disebut epitelium, maka di dalam rongga mulut juga seperti itu.
Baca juga: dr. Pratidona Anasika Sebut Jika Pasien Memiliki Darah Rendah Tetap Boleh Melakukan Vampire Facial
Apabila membahas dari sisi autoimun, setiap orang tentu memiliki lapisan epitelium.
Namun pada orang-orang yang menderita recurrent aphthous stomatitis biasanya sangat rapuh dan tidak akan sekuat dengan orang yang tidak memiliki penyakit recurrent aphthous stomatitis.
"Jadi begitu ada gangguan sedikit, sikat gigi yang biasanya dengan kekuatan yang tidak terlalu keras, tetapi bagi orang yang memiliki recurrent aphthous stomatitis mereka cenderung mudah mengalami perlukaan atau sariawan," ungkapnya.

Hal ini karena kekuatan ikat dari jaringan epiteliumnya itu tidak sebaik dengan orang yang tidak menderita recurrent aphthous stomatitis.
Ini biasa disebut oleh para dokter gigi sebagai salah satu faktor imun.
Baca juga: Benarkah Bentuk Rahang dan Leher Mempengaruhi Kejadian Sleep Apnea? Begini Ulasan Dokter
"Jadi bukan hanya disebabkan sikat gigi, mereka yang makan makanan yang keras akan membuat perlukaan, mereka berbicara tergigit sedikit akan membuat perlukaan," terangnya.
"Jadi terdapat perbedaan sifat lapisan epitelium dengan orang yang tidak memiliki penyakit ini," tambahnya.

Baca juga: drg. Munawir: Tidak Ada Kondisi Khusus yang Menentukan Penggunaan Kawat Gigi Berdasarkan Jenisnya
Penjelasan Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut, drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 19 Februari 2022.
(Tribunhealth.com/Dhianti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.