TRIBUNHEALTH.COM - Berdasarkan beberapa sumber penelusuran, virus corona varian Omicron tetap berbahaya meskipun dengan gejala lebih ringan dibandingkan dengan varian pendahulunya.
Menurut dr. Erlina varian Omicron baru diidentifikasi sekitar akhir bulan November 2021.
Sementara negara Indonesia baru melaporkan kasusnya di bulan Januari 2022.
Baca juga: drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D: Terjadinya Penyakit Rongga Mulut Dibagi Berdasarkan Penyebabnya
Hal ini diasampaikan oleh Dokter Spesialis Paru, dr. Erlina Burhan yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KompasTV program Ayo Sehat edisi 04 Februari 2022.
Adapun yang membedakan varian Omicron dengan varian lainnya adalah varian Omicron sangat mudah menular dan kecepatan menularnya sangat tinggi.

Hal ini terlihat dari data-data angka kasus di Indonesia dari bulan Januari terus naik.
Bahkan data terakhir di awal Februari menunjukkan sejumlah 27.000 lebih kasus.
Kondisi ini menunjukkan bahwa setiap orang harus hati-hati karena terus terjadi peningkatan kasus yang mana diketahui sifat virusnya mudah menular.
Salah satu seseorang terinfeksi virus Omicron adalah mengalami gejala flu.
Baca juga: drg. Erni Marliana, Sp. PM: Faktor Lokal dan Kondisi Sistemik Memengaruhi Kesehatan Rongga Mulut
Lantas apa yang membedakan flu biasa dengan flu akibat virus Omicron?
Berdasarkan penuturan dokter, biasanya flu biasa menyebabkan hidung tersumbat, pilek hingga bindeng.
Demikian pula pada penyakit batuk hanya batuk saja dan jarang sekali disertai dengan bindeng atau hidung tersumbat.
Namun apabila seseorang terinfeksi virus Omicron umumnya mengalami nyeri tenggorokkan, gatal, kemudian berlanjut dengan batuk.

Sementara itu hidungnya tidak hanya tersumbat, bisa juga berair atau memunculkan suara bindeng.
Tak hanya itu, pasien seringkali mengeluhkan pilek, sakit kepala, dan diawali dengan badan tidak enak.
Dimana pasien selalu merasa letih, lelah, lesu, dan tidak semangat.
Baca juga: Berikut Hal-hal yang Perlu Dihindari Pasien Setelah Melakukan Perawatan Ortodonti
Berbeda dengan varian Delta, pasien yang demam akibat varian Omicron tidak sebanyak akibat terinfeksi varian Delta.
Diketahui sebanyak 90% pasien diawali dengan demam.
Sementara pada varian Omicron hanya sekitar 30-40% saja.

Baca juga: dr. Melly Mayasari, Sp.DV Paparkan Aturan Penggunaan Pelembab Bagi Penderita Dermatitis Atopik
Penjelasan Dokter Spesialis Paru, dr. Erlina Burhan dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KompasTV program Ayo Sehat edisi 04 Februari 2022.
(Tribunhealth.com/Dhianti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.