TRIBUNHEALTH.COM - Stunting merupakan masalah tumbuh kembang yang bisa dialami anak.
Salah satu ciri utamanya adalah tinggi badan yang tak sesuai dengan anak pada usianya.
Namun, tak hanya pertumbuhan tinggi badan saja.
Plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakan Kemenkes RI, drg. Kartini Rustandi, M.Kes menjelaskan stunting juga bisa mempengaruhi otak.
Hal itu dia sampaikan ketika menjadi narasumber Ayo Sehat Kompas TV.
"Ini yang perlu mendapat perhatian, khususnya pada masa bayi dan balita," paparnya, dikutip TribunHealth.com.
Pasalnya bayi dan balita adalah masa pertumbuhan terbaik atau yang juga dikenal sebagai golden period.
Baca juga: Antisipasi Stunting dan Obesitas, Ahli Gizi Jabarkah Sederet Tips yang Harus Diterapkan
Baca juga: Tips dan Trik Menghadapi Stunting dan Obesitas pada Anak Menurut R. Radyan Yaminar, S.Gz

"Untuk itu kalau seorang anak mengalami kekurangan gizi pada masa ini, yang kita khawatirkan pertumbuhan dan perkembangannya menjadi terganggu," penjelasannya.
Pertumbuhan yang dimaksud tidak terbatas pada pertumbuhan fisik.
drg. Kartini Rustandi, M.Kes memaparkan perkembangan otak dan saraf juga bisa terganggu.
Jika hal itu terjadi, maka akan berpengaruh terhadap tahap perkembangan berikutnya.

Baca juga: Cegah Anak Stunting, Ini Dampak yang Terjadi Bila Tidak Segera Tertangani menurut Ahli Gizi
Baca juga: R. Radyan Yaminar, S.Gz Paparkan Penyebab Stunting Sebagai Indikasi Masalah Gizi Kronis
"Yang kita khawatirkan juga adalah terjadi gangguan pada pertumbuhan organ tubuh dan metabolisme tubuh yang akan membawa dampak di masa yang akan datang."
Karena itulah kasus stunting di Indonesia perlu menjadi perhatian khusus.
Terlebih lagi saat ini Indonesia tengah mengejar target generasi emas.
drg. Kartini Rustandi, M.Kes menjelaskan, berdasarkan data 2019 angka rata-rata stunting di Indonesia ada di angka 27,7 persen.
"Masih lebih dari 23 provinsi berada di level lebih dari 20 persen."
"Untuk itu kita perlu mengejar agar angka stunting itu cepat turun di seluruh provinsi, terutama di provinsi-provinsi dengan angka cukup tinggi.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)