Breaking News:

Benarkah Saraf Kejepit adalah Penyakit Kambuhan? Begini Penjelasan dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N

dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N paparkan jika faktor stres bisa memengaruhi kondisi saraf.

tribunnews.com
ilustrasi saraf terjepit, begini penjelasan dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N 

TRIBUNHEALTH.COM - Secara umum pemijatan tidak dianjurkan untuk penderita saraf kejepit.

Dokter tegaskan jika tidak dianjurkan di area saraf kejepit.

"Namun jika hanya untuk pijat capek yang cuman pijatnta tidak terlalu keras, cuman di tangan atau di kaki itu tidak apa-apa," ungkapnya.

Dokter menambahkan jika kondisi stres bisa memengaruhi kondisi saraf.

Namun bisa memengaruhi jika terjadi gangguan pada saraf sekitar otak.

Baca juga: Ahli Gizi Ungkap Upaya yang Bisa Dilakukan Orang Tua Agar Anak Terhindar dari Stunting dan Obesitas

ilustrasi seseorang mengalami stres, menurut dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N bisa memengaruhi kondisi saraf
ilustrasi seseorang mengalami stres, menurut dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N bisa memengaruhi kondisi saraf (kompas.com)

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Neurologi, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Healthy Talk edisi 05 Februari 2022.

"Tapi untuk beberapa pasien memang dengan faktor stres untuk saraf kejepit di punggung tetap memengaruhi sih," tambahnya.

Akan tetapi menurut dokter hal ini tidak dominan.

Biasanya faktor stres bagi pasien yang terkena stroke sangat memengaruhi.

Baca juga: Sering Disepelekan, Penggunaan Gel Rambut Jangka Panjang Beresiko Menurunkan Kesehatan Kulit Kepala

"Tapi untuk saraf kejepit sendiri tetap berpengaruh biasanya kaitannya dengan emosional, pasien pasti akan merasakan nyeri," imbuhnya.

2 dari 3 halaman

Akan tetapi pengaruhnya tidak sebesar jika dikaitkan antara emosi atau stres dengan penyakit pada otak seperti stroke.

Pasalnya stres akan memengaruhi penyakit yang menyerang otak.

ilustrasi saraf terjepit, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N sebut pada derajat ringan bisa membaik
ilustrasi saraf terjepit, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N sebut pada derajat ringan bisa membaik (Kompas.com)

Sedangkan pengaruhnya pada saraf kejepit tidak langsung, seperti hanya emosional sesaat pasien.

Kondisi saraf kejepit bisa dikatakan kambuhan, tetapi dokter tidak bisa menggeneralisir jika kondisi ini merupakan penyakit kambuhan.

Pada kondisi derajat ringan, saraf kejepit bisa membaik total.

Sementara pada derajat berat, kemungkinan bisa membaik tapi tidak maksimal.

Baca juga: R. Radyan Yaminar Beberkan Waktu yang Tepat Anak Melakukan Diet Agar Tak Mengganggu Tumbuh Kembang

Menurut dokter apabila sudah diobati dan membaik, beberapa tahun kemudian bisa kembuh kembali.

Kendati demikian tidak bisa digaris bawahi jika penyakit ini merupakan penyakit kambuhan.

Profil dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N. dari RS Hermina Solo.
Profil dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N. dari RS Hermina Solo. (Dokumen pribadi dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N)

Baca juga: R. Radyan Yaminar, S.Gz Sebut Jika Obesitas Tidak Memengaruhi Kecerdasan Seseorang

Penjelasan Dokter Spesialis Neurologi, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Healthy Talk edisi 05 Februari 2022.

(Tribunhealth.com/Dhianti)

3 dari 3 halaman

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comSaraf Kejepitsaraf terjepitPenyebab saraf terjepitsarafdr. Ermawati Sudarsono
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved