TRIBUNHEALTH.COM - Mencabut gigi merupakan jalan terakhir bagi seorang dokter gigi ketika menangani permasalahan gigi yang dialami oleh pasien.
Tindakan pencabutan gigi dilakukan karena dilatarbelakangi oleh berbagai indikasi.
Dengan melakukan pencabutan gigi, diharapkan pasien mampu sembuh dari masalah gigi yang dialami.
Baca juga: Waspada, Infeksi Gigi dan Jaringan Penyangga Gigi Terjadi Akibat Penggunaan Tusuk Gigi yang Salah
Namun diketahui bila tindakan ini keliru, dapat menyebabkan pasien menjadi mudah lupa alias pelupa. Benarkah demikian?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial, drg. A. Tajrin, M.Kes., Sp.BM (K) memberikan penjelasannya.

Berdasarkan penuturan Tajrin, hingga kini belum terdapat penelitian yang membahas mengenai pencabutan gigi yang bisa menyebabkan seseorang menjadi pelupa.
Baca juga: Cegah Karies Susu Botol yang Berisiko Sebabkan Malnutrisi pada Anak, Ini Pesan Dokter Gigi
"Kalau dia cabut gigi umur 40 tahun, lalu 20 tahun kemudian menjadi pelupa ya pasti, karena sudah berumur 60 tahun. Itu proses fisiologis namanya."
"Tetapi kalau kita cabut gigi hari ini, bulan depan kita menjadi pelupa, itu belum ada teorinya," jelas Tajrin.
Sehingga apabila terdapat anggapan demikian, maka ia menghimbau untuk tidak mempercayainya.
Meskipun ada penelitian yang menyebutkan bahwa penyakit jaringan pendukung gigi (periodontal), berhubungan dengan beberapa penyakit Demensia atau Alzheimer.

Namun tidak semua kondisi bisa memicu terjadinya Demensia tau Alzheimer.
Indikasi Cabut Gigi
Berikut ini sejumlah indikasi pada seorang pasien yang dianjurkan untuk melakukan tindakan cabut gigi.
Di antaranya:
Baca juga: Berbagai Masalah yang Timbul Akibat Gigi Bungsu, Dokter Gigi Ungkap Cara Mengantisipasinya
1. Gigi berlubang
Gigi berlubang yang tidak bisa diberikan penambalan memiliki indikasi untuk dicabut.

2. Terdapat penyakit periodontal (penyakit pendukung gigi)
Kondisi ini terjadi karena banyaknya karang gigi hingga menyebabkan gigi menjadi goyang dan terlihat lebih panjang daripada sebelumnya.
Baca juga: Sariawan Tak Kunjung Sembuh bisa Jadi Tanda Kanker Mulut, Segera Kontrol Dokter Gigi
3. Terdapat penyakit di daerah sekitar tulang pada ujung gigi
Kondisi yang terjadi misalnya:

- Kista
- Tumor
- dan kelainan lain yang menyebabkan gigi menjadi tidak sehat.
Baca juga: Berbagai Penyebab Lidah Menguning, Mulut Kering hingga Penyakit Kuning
4. Kasus yang membutuhkan perawatan behel
Seringkali sebelum melakukan perawatan ortodonti seperti pemasangan behel, pasien akan dianjurkan untuk melakukan tindakan pencabutan gigi.

Namun himbauan ini membutuhkan pertimbangan yang cukup matang dari seorang dokter gigi utamanya dokter spesialis ortodonti.
Baca juga: Risiko yang Umum Terjadi Pasca Pemasangan Behel, Simak Penjelasan Dokter Gigi Spesialis Ortodonti
5. Trauma
Kejadian trauma atau benturan bisa menyebabkan gigi menjadi patah.
Gigi patah tidak bisa dibangun kembali, akibat mahkota gigi yang rusak atau gigi hanya bersisa akar.
6. Impaksi

Gigi yang mengalami impaksi adalah istilah lain dari gigi bungsu yang miring di dalam rongga mulut.
Baca juga: Dr. drg. Munawir H. Usman Sebut Penggunaan Pasta Gigi Bisa Membantu Proses Pembersihan Rongga Mulut
Penjelasan drg. A. Tajrin, M.Kes., Sp.BM (K) ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Kamis (28/12/2021)
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)