TRIBUNHEALTH.COM - Rokok elektrik bekerja dengan menggunakan baterai untuk memanaskan cairan yang menjadi aerosol.
Aerosol atau gas ini mengandung nikotin, aditif, atau perasa lainnya.
Penggunaan rokok elektrik lebih dikenal sebagai vaping.
Pada tahun-tahun awal keberadaannya, vaping dianggap sebagai cara bagi orang untuk berhenti merokok.
Meski semakin banyak penelitian menemukan bahwa meskipun rokok elektrik kurang berbahaya daripada rokok konvensional, rokok jenis ini masih dapat menyebabkan kerusakan parah.
Sebuah studi baru oleh University of California menemukan penggunaan rokok elektrik dapat menyebabkan kerusakan pada mata, dilansir TribunHealth.com dari Express.co.uk, Selasa (25/1/2022).
Baca juga: Kebiasaan Merokok Bisa Memicu Beberapa Masalah Kesehatan, Salah Satunya Kanker Rongga Mulut
Baca juga: Alasan Perokok Mudah Alami Bau Mulut menurut Lettu Kes drg. Ari Wd Astuti

Ditemukan bahwa vapers 34 persen lebih mungkin mengalami kerusakan penglihatan daripada mereka yang tidak menggunakan vape.
Alasan di balik ini adalah karena vape, yang digunakan oleh sekitar 2,7 juta orang di Inggris mengandung bahan kimia berbahaya.
Para ilmuwan di balik penelitian ini berpikir bahwa itu bisa karena bahan seperti propilen glikol yang menyebabkan kerusakan.
Vaping juga menghasilkan stres oksidatif, sejenis stres yang berperan dalam menyebabkan kondisi kronis.
Terlepas dari temuan penelitian ini, tidak ada cukup data untuk mengatakan dengan pasti bahwa vaping menyebabkan kerusakan mata.
Studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk membangun hubungan antara keduanya.
Tak hanya kerusakan mata

Baca juga: Kapten Kes dr. Dedi Purnomo, Sp. M Jelaskan Penyebab Mata Silinder atau Astigmatisme
Baca juga: Mata Silinder dan Miopi tetapi Hanya Gunakan Lensa Minus, Dokter Spesialis Mata Jelaskan Akibatnya
Kerusakan mata bukan satu-satunya risiko yang dihadapi vapers.
Vapers pria, misalnya, menghadapi peningkatan risiko disfungsi ereksi sementara tindakan tersebut juga dapat meningkatkan risiko stroke seseorang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan bahwa rokok elektrik meningkatkan kemungkinan kondisi paru-paru dan jantung.
Vaping mungkin tidak sempurna dalam hal dampaknya pada tubuh, tetapi itu adalah alternatif yang jauh lebih sehat daripada merokok.
Lebih jauh, data menunjukkan bahwa vaping benar-benar dapat membantu perokok berhenti.
Baca juga: dr. Mukhtar: Upaya Berhenti Merokok Umumnya Memerlukan Bantuan Dokter Spesialis Paru dan Psikolog
Baca juga: Kebiasaan Merokok Dapat Memicu Terjadinya Masalah Kesehatan, Begini Penjelasan dr. Mukhtar Ikhsan

Selain lebih baik untuk kesehatan daripada merokok, vaping juga lebih murah.
Cancer Research UK mengatakan "merokok menghabiskan biaya lebih dari dua setengah kali lebih banyak daripada merokok rokok elektrik".
Menggunakan e-rokok dengan demikian membakar lubang yang lebih kecil di saku seseorang juga.
Mengenai apakah vaping pasif, seperti perokok pasif, dapat menyebabkan bahaya, tidak ada bukti yang menunjukkan hal itu.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)