Breaking News:

Tiga Penyebab Gerakan Tutup Mulut atau Mogok Makan pada Anak, Simak Ulasan dr. Tan Shot Yen

Jadwal makan yang tidak teratur menjadi salah satu penyebab terjadinya gerakan tutup mulut atau mogok makan pada anak.

lifestyle.kompas.com
ilustrasi anak mogok makan 

TRIBUNHEALTH.COM - Gerakan Tutup Mulut atau GTM ialah istilah yang dipakai oleh para ibu ketika sang anak tidak mau makan atau mogok makan.

Pasalnya jika kondisi ini terjadi secara terus menerus akan mempengaruhi tumbuh dan kembang anak, karena kekurangan asupan gizi.

Seorang anak yang sedang bertumbuh membutuhkan makanan yang bergizi, makanan yang sehat, serta terpenuhinya kebutuhan mikronutrien dan makronutrien.

Namun terkadang pemberian asupan makanan terhambat karena anak yang susah makan hingga mogok makan.

Kondisi tersebut banyak membuat para ibu khawatir dengan kebutuhan gizi pada anaknya.

Lalu mengapa hal tersebut terjadi? Apa saja penyebabnya?

Dilansir TribunHealth.com, Dokter, Filsuf, Ahli Gizi Komunitas, Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum memberikan penjelasannya dalam tayangan YouTube Tribunnews program Malam Minggu Sehat.

Dalam penjelasannya tersebut dr. Tan menyampaikan beberapa faktor penyebab terjadinya gerakan tutup mulut pada anak.

Baca juga: Apa Itu Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada si Kecil yang Susah Makan?

ilustrasi anak melakukan gerakan tutup mulut atau mogok makan
ilustrasi anak melakukan gerakan tutup mulut atau mogok makan (tribunnews.com)

1. Pola Pengasuhan orangtua dan keluarga

dr. Tan memaparkan jika banyak orangtua maupun keluarga yang mengalihkan perhatian anaknya agar anak tersebut makan dengan cepat.

2 dari 4 halaman

Salah satu pengalihan perhatian tersebut dengan memberikan youtube atau game kepada anaknya.

Namun nyatanya hal tersebut tidaklah dibenarkan.

Anak yang diberikan youtube atau game saat makan akan berfokus pada youtube atau gamenya dibandingkan dengan makannya.

Hal ini tidak menyebabkan anak makan dengan cepat, namun memicu terjadinya gerakan tutup mulut karena anak menemukan sesuatu yang lebih asik daripada makannya.

Kondisi ini juga membuat anak menjadi rancu, apakah jam tersebut adalah jam untuk makan atau untuk bermain.

Pengaturan jadwal makan dan main untuk anak harus dibedakan agar anak terbiasa tertib dari kecil.

2. Adanya masalah sensor persepsi atau sensori integration pada anak

Masalah sensor persepsi ini maksudnya adalah anak salah dalam mempersepsikan makanannya.

Hal ini bisa terjadi saat anak salah dalam mengenal bau makan, rasa, dan juga tekstur makanan yang diberikan oleh sang ibu.

Jika sensor persepsi anak sudah salah dalam menganali makanan, maka anak juga akan susah menerima makanan tersebut.

3 dari 4 halaman

Sehingga dari kecil jangan biasakan anak dengan rasa yang mencolok, agar anak tetap mau mengkonsumsi makanan dengan rasa yang biasa saja.

Pemberian tekstur makanan juga harus diperhatikan, kadang anak tidak terlalu suka dengan tekstur makanan yang terlalu lembek atau keras.

Orangtua harus memahami mengenai makanan yang diinginkan oleh anak guna untuk mencegah terjadinya gerakan tutup mulut.

Baca juga: dr. Tan Bagikan Tips saat Anak Mulai MPASI, Kenalkan dengan Makanan Baru Sedikit demi Sedikit

ilustrasi anak susah untuk makan
ilustrasi anak susah untuk makan (kompas.com)

3. Jam makan terlalu lama

Menurut dr. Tan, orangtua harus membatasi jam makan sang anak, misalnya anak makan dengan durasi 30 menit.

Jika sudah melebihi 30 menit, maka makan tersebut sudah harus diakhiri.

Orangtua harus memiliki cara yang bagus agar anak tidak makan dalam waktu yang cukup lama.

Makan yang cukup lama juga dapat membuat seorang anak merasa bosan, sehingga ia menolak makanan yang diberikan.

Dalam hal ini, mendisiplinkan pola makan anak adalah hal yang sangat penting agar anak tidak lagi melakukan gerakan tutup mulut atau mogok makan.

Hal tersebut dapat dimulai dengan makan tepat waktu sesuai jadwal dan tanpa pengalihan apapun saat makan.

4 dari 4 halaman

Interaksi orangtua saat memberikan makan pada anaknya juga dapat membantu anak makan dengan cepat.

Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter, Filsuf, Ahli Gizi Komunitas, Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum dalam tayangan YouTube Tribunnews program Malam Minggu Sehat pada 26 Desember 2020.

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

(Tribunhealth.com/IR)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comAhli GiziTan Shot YenGerakan tutup mulut (GTM)Mogok makananak
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved