Breaking News:

Mengenal Hemofilia, Kelainan pada Darah yang Tidak Dapat Membeku Secara Normal

Hemofilia merupakan penyakut yang diturunkan. Hemofilia ialah penyakit kelainan pada darah dimana darah tidak dapat menggumpal dengan normal.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
pixabay.com
ilustrasi seseorang yang mengalami hemofilia 

TRIBUNHEALTH.COM - Hemofilia merupakan penyakit langka yang kerap ditemukan pada masyarakat.

Meskipun langka, penyakit ini memerlukan perhatian lebih karena bisa membahayakan dan juga mengancam nyawa.

Hemofilia adalah penyakit kelainan pada darah, dimana darah tidak dapat membeku atau menggumpal secara normal.

Perlu dipahami bahwa hemofilia dapat terjadi karena kurangnya faktor-faktor pembekuan.

Terdapat dua jenis faktor pembekuan darah, yakni:

- Hemofilia tipe A : terjadi karena tubuh kekurangan faktor pembekuan darah VIII

ilustrasi seseorang yang mengalami hemofilia
ilustrasi seseorang yang mengalami hemofilia (pixabay.com)

Baca juga: drg. Farra Nadiya Beberkan Proses yang Dilakukan sebelum Pemasangan Clear Aligner

- Hemofilia tipe B : terjadi karena tubuh kekurangan faktor pembekuan darag IX

Jika kekurangan faktor pembekuan darah, maka darah tidak akan bisa membeku.

Umumnya saat seseorang mengalami luka dan mengeluarkan darah, tubuh akan mengumpulkan sel darah untuk penggumpalan dengan tujuan menghentikan pendarahan.

Namun pendarahan yang terjadi pada penderita hemofilia lebih sulit berhenti.

2 dari 3 halaman

Misalnya pada anak yang mengalami hemofilia dan mengalami perdarahan dan darah sulit membeku maka akan terjadi pendarahan yang sulit diatasi bahkan mampu mengancam jiwa.

Baca juga: Apakah Hasil Penggunaan Clear Aligner dan Kawat Gigi Tergolong Sama? Begini Jawaban drg. Farra

Beberapa gejala dan tanda yang muncul pada penderita hemofilia yakni:

- Pendarahan pada luka, gusi, mimisan yang sulit berhenti.

- Adanya darah pada urine dan feses

- Mudah mengalami memar

- Pendarahan pada sendi dan otot yang diikuti keluhan nyeri, bengkak pada sendi siku dan lutut.

dr. Novie mengatakan bahwa pendarahan pada penderita hemofilia sering terjadi pada sendi dan otot.

Apabila penanganan masalah tersebut tidak optimal, sendi tersebut berpotensi mengalami kerusakan.

Baca juga: Mengapa Penderita GERD Tidak Boleh Konsumsi Makanan dalam Porsi Besar? Begini Ulasan Ahli Gizi

Sendi yang mengalami kerusakan bisa mengakibatkan kecacatan, sehingga pasien tidak bisa berjalan, dan tidak bisa bergerak.

Hemofilia adalah penyakit yang harus diwaspadai, pasalnya banyak komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit tersebut.

3 dari 3 halaman

Jika pendarahan terus terjadi, maka hemofilia dapat menyebabkan syok hipofolemik yaitu kegagalan fungsi organ akibat kehilangan darah dalam jumlah yang banyak.

Komplikasi lain yang bisa terjadi ketika mengalami hemofilia adalah pendarahan pada otot, sendi, salruan cerna dan organ lainnya.

Tubuh mengalami kekurangan produksi faktor VIII dan faktor IX dikarenakan terjadi kerusakan gen.

Baca juga: Simak Beberapa Alasan Seseorang Mengambil Keputusan Childfree Menurut Psikolog

Semua sistem fungsi tubuh diatur oleh gen, gen yang berfungsi mengatur faktor VIII dan faktor IX mengalami kerusakan karena suatu penyebab yang tidak diketahui.

Kerusakan tersebut bisa karena diturunkan, bisa juga karena mutasi spontan.

Misalnya karena suatu proses yang terjadi selama kehamilan, sehingga bayi lahir dengan hemofilia.

Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Novie Amelia Chozie. Seorang dokter spesialis anak konsultan hematologi & onkologi. Kamis (22/4/2021)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comHemofiliaGejala HemofiliaNovie Amelia Chozie
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved