TRIBUNHEALTH.COM - Botulinum toxin sering dikenal dengan istilah botox.
Kini banyak sekali orang yang melakukan suntik botox.
Botulinum toxin merupakan toksin yang diambil dari bakteri Clostridium botulinum.
Menurut dokter, botulinum toxin bisa merelaksasi otot sehingga mengurangi kerutan terutama di bagian wajah.
Suntik botox digunakan untuk mengurangi kerutan yang timbul saat seseorang berekspresi.
Baca juga: dr. Muhammad Fiarry Fikaris Bagikan Tips Memilih Skincare yang Tepat Sesuai Kebutuhan Wajah
Selain itu, botox juga digunakan dalam pengobatan cervical dystonia, keringat berlebih di ketiak hingga kedutan pada mata.
Hal ini disampaikan oleh Aesthetic Doctor, dr. Cristine Angelina Purba yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews Bogor program Sapa Dokter Kecantikan edisi 22 Desember 2021.
Bentuk dari botulinum toxin adalah berupa cairan yang dilarutkan dan disesuaikan dosisnya, biasanya di setiap area akan disesuaikan yang kemudian bisa disuntikkan di area yang ingin dilakukan perawatan.
Baca juga: Bronkiolitis Dapat Sebabkan Batuk pada Anak, Bisa Pakai Madu untuk Legakan Tenggorokan
Cara kerja dari suntik botox adalah menghambat aktivitas syaraf otot tersebut.
Bagian yang sudah disuntikkan dengan botox akan berelaksasi atau lemah, sehingga pada saat berekspresi otot menjadi lebih lemah akibatnya kerutan akan menghilang.
Dokter menambahkan jika saat ini juga terdapat botox rahang.
Botox rahang ialah teknik kecantikan yang bisa mengecilkan wajah seseorang.
Seseorang yang memiliki otot rahang yang besar, bisa melakukan perawatan botox rahang sehingga bentuk rahang menjadi lebih feminin.
Baca juga: Pahami Efek Samping Perawatan Kecantikan dari Tali Pusar menurut dr. Angela Sandi, SpKK
Baca juga: Kondisi yang Tidak Dianjurkan dalam Pemasangan Veneer, Simak Pesan dari drg. Ummi Kalsum
Penjelasan Aesthetic Doctor, dr. Cristine Angelina Purba dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews Bogor program Sapa Dokter Kecantikan edisi 22 Desember 2021.
(Tribunhealth.com/Dhianti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.