TRIBUNHEALTH.COM - Radang gusi atau yang dikenal juga sebagai gingivitis merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja.
Kendati demikian, terkadang gingivitis susah dideteksi ketika masih tahap awal.
Namun ada beberapa gejala umum yang bisa mengindikasikan gingivitis.
Dilansir TribunHealth.com dari Healthline, Kamis (30/12/2021), berikut ini adalah beberapa gejalanya.
- Gusi yang merah, lunak, atau bengkak
- Gusi berdarah saat menyikat atau menggunakan benang gigi
- Gusi yang telah menjauh dari gigi
- Gigi goyang
- Perubahan bagaimana gigi menyatu saat menggigit (maloklusi)
- Nanah di antara gigi dan gusimu
- Sakit saat mengunyah
- Gigi sensitif
- Gigi palsu sebagian yang sudah tidak muat lagi
- Bau mulut yang tidak kunjung hilang setelah menyikat gigi.
Apa penyebab radang gusi?

Baca juga: drg. Anastasia Ririen Paparkan Tanda Radang Gusi, Bentuknya Berubah dan Lebih Mudah Berdarah
Baca juga: drg. Anastasia Ririen Paparkan Berbagai Penyebab Radang Gusi, Termasuk Adanya Karies pada Gigi
Gusi manusia sebenarnya menempel pada gigi pada titik yang lebih rendah daripada tepi gusi yang tampak.
Antara gigi dan gusi membentuk ruang kecil yang disebut sulkus.
Makanan dan plak dapat terperangkap di ruang ini dan menyebabkan infeksi gusi atau gingivitis.
Plak adalah lapisan tipis bakteri.
Lapisan terus-menerus terbentuk di permukaan gigi.
Saat plak berkembang, ia mengeras dan menjadi karang gigi.
Seseorang dapat mengembangkan infeksi gusi ketika plak terjadi di bawah garis gusi.
Jika dibiarkan, gingivitis dapat menyebabkan gusi yang terlepas dari gigi.
Kondisi ni dapat menyebabkan:
- Cedera pada jaringan lunak dan tulang penyangga gigi
- Gigi menjadi longgar dan tidak stabil
- Kehilangan gigi, jika infeksi berlanjut.
Faktor risiko gingivitis

Baca juga: drg. Munawir : Perubahan Warna Gusi Menandakan Adanya Masalah Kesehatan
Baca juga: drg. Ari Wd Astuti: Lapisan Gigi di Bawah Gusi Lebih Tipis, Sehingga Mudah Terjadi Penipisan Gigi
Berikut ini adalah faktor risiko gingivitis dan periodontitis:
- merokok atau mengunyah tembakau
- diabetes
- obat-obatan tertentu, seperti:
- kontrasepsi oral
- steroid
- antikonvulsan
- penghambat saluran kalsium
- kemoterapi
- gigi bengkok
- pemasangan yang tidak tepat pada peralatan gigi
- tambalan rusak
- kehamilan
- faktor genetik
- kekebalan yang ditekan, seperti dengan HIV.
Kapan harus ke dokter gigi?

- Penting untuk menghubungi dokter gigi jika merasa memiliki penyakit gusi.
- Pasalnya penyakit ini masih dapat disembuhkan pada tahap awal.
- Hubungi dokter gigi jika memiliki gejala penyakit gusi.
- Tanda-tanda awal biasanya gusi yang merah, bengkak, dan mudah berdarah.
Pengobatan
Penyakit gusi biasanya dimulai dari kondisi yang lebih ringan, yakni radang gusi atau gingivitis.
Mempraktikkan kebersihan mulut yang baik bisa membantu untuk mengobati radang gusi.
Selain itu, kurangi kebiasaan merokok dan kelola diabetes jika memiliki penyakit tersebut.
Perawatan lainnya termasuk:
- Membersihkan gigi secara mendalam
- Obat antibiotik
- Pembedahan

Baca juga: Mungkinkah Penggunaan Tusuk Gigi Bisa Menyebabkan Peradangan Gusi? Berikut Ulasan drg. Anastasia
Baca juga: Waspada, Perokok yang Memiliki Keluhan Gigi Sensitif Bisa Mengalami Kerusakan Kapiler di Tepi Gusi
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk membersihkan gigi secara mendalam tanpa operasi.
Semua tindakan ini dapat menghilangkan plak dan karang gigi untuk mencegah iritasi gusi:
- Scaling, yakni menghilangkan karang gigi dari atas dan bawah garis gusi.
- Root planing, yakni menghaluskan bintik-bintik kasar dan menghilangkan plak dan karang gigi dari permukaan akar gigi.
- Laser, menghilangkan karang gigi dengan lebih sedikit rasa sakit dan pendarahan daripada scaling dan root planing.
Pastikan telah berkonsultasi dengan dokter gigi sebelum melakukan tindakan apa pun.
Hal itu demi menghindari dampak lain yang bisa terjadi.
Baca berita lain tentang kesehatan gigi dan mulut di sini.
(TribunHealth.com/Nur)