TRIBUNHEALTH.COM - Body shaming merupakan suatu kegiatan yang bertujuan menjelek-jelekan kondisi tubuh seseorang.
Akibat tindakan body shaming, dapat membuat seseorang megalami depresi dan kecemasan.
Bahkan tak jarang bisa menimbulkan suatu penyakit.
Baca juga: Ahli Psikolog Sebut Body Shaming Dapat Memengaruhi Mental Seseorang Meski Bertujuan Sebagai Candaan
Selain itu, pada beberapa orang body shaming juga bisa menimbulkan rasa insecure.
Lantas bagaimana cara melawan rasa insecure akibat mendapatkan body shaming?
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Psikolog Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi memberikan sejumlah tipsnya.

Baca juga: Kenali Manfaat dan Risiko Tidur dengan Hewan Peliharaan Tiap Malam, Bisa Bantu Kurangi Kecemasan?
1. Menjadi diri sendiri
Poin ini sangat penting dilakukan oleh remaja.
"Contoh kita memiliki warna kulit yang coklat atau hitam, ya itu karunia Allah."
"Jadi diri sendiri dan menerima apa adanya," ungkap Adib.

Karena orang bule saja justru lebih menyukai kulit yang cenderung lebih gelap.
Namun kebanyakan masyarakat Indonesia beranggapan bahwa wanita yang cantik, haruslah putih.
Baca juga: Praktisi Parenting: Salah Satu Tugas Orangtua ialah Membantu Anak Menemukan Potensi pada Dirinya
Atas perbedaan padangan itu, dapat disimpulkan bahwa penting untuk memperluas wawasan.
2. Tidak terburu-buru percaya dengan orang lain
Tidak mudah terburu-buru percaya dengan anggapan dari orang lain.
"Kadang-kadang remaja itu terburu-buru melakukan judgment. Padahal judgment-nya itu dangkal," imbuh Adib.

Lantaran anggapan tersebut seringkali hanya sebuah pandangan subjektif dan belum tentu benar.
Sehingga perlu untuk dikonfirmasi kembali dan diperdebatkan untuk memastikan penilaian dari teman tersebut benar atau tidak.
Baca juga: Pasangan Muda yang Kurang Siap Menjadi Orang Tua Rentan Melakukan Kekerasan pada Anak
"Bila penilaiannya hanya subjektif, tidak perlu tersinggung," jelasnya.
3. Anggap penialian negatif sebagai masukan
Tips selanjutnya dalam melawan insecure ialah menganggap penilaian negatif dari orang lain merupakan sebuah masukan.
Sehingga kedepan bisa lebih memperbaiki diri sendiri.

"Misalnya orang ngomong bau, kan bisa saja memang benar-benar bau. Yasudah dibuat evaluasi, pakai deodorant, mau pergi mandi dulu," terang Adib.
Hal ini bukan menandakan bahwa tidak menjadi diri sendiri.
Melainkan menerima masukan dari orang lain, sepanjang masukan itu baik untuk diri sendiri.
Baca juga: Kurang Disadari, Orangtua dan Guru Memiliki Peran Penting Terhadap Perkembangan Mental Remaja
Penjelasan Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunhealth, Jumat (9/12/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)