TRIBUNHEALTH.COM - Ahli gizi komunitas, dr. Tan Shot Yen menyebut penyakit stroke sebetulnya bisa dihindari.
Pasalnya stroke bukan penyakit yang tiba-tiba terjadi, melainkan butuh waktu panjang.
"Sebetulnya stroke itu adalah sesuatu perjalanan yang sangnat kronis. Ngga begitu mudah loh orang kena stroke," paparnya, dikutip TribunHealth.com dari Program Malam Minggu Sehat yang tayang live di YouTube Tribunnews pada Sabtu (29/5/2021).
Salah satu penyebab yang disorot adalah buruknya gaya hidup dan pola makan.
"Makanan kita itu tidak lagi padat gizi, tetapi padat kalori" tandas dr. Tan.
"Ini yang ngeri nih," lanjutnya.
Apa lagi makanan yang dikonsumsi juga kurang serat dan antioksidan.
"Kita juga miskin olahraga. Udah, itu adalah suatu predisposisi menuju stroke yang nomor satu," tandasnya sekali lagi.
Minim gejala
Baca juga: Penelitian Ungkap Rutin Minum Teh dan Kopi Bisa Turunkan Risiko Stroke dan Demensia
Baca juga: Jenis Lemak Tertentu Justru Dikaitkan dengan Penurunan Risiko Stroke, Simak Paparan Ahli Berikut Ini
Stroke merupakan penyakit yang sebenarnya disebabkan oleh berbagai masalah lain.
Kendati demikian, dr. Tan Shot Yen menyebut terkadang gejala stroke sangat minim.
"Dan orang Indonesia itu seneng ngadem-ngademke ati," jelas dokter, filsuf, dan ahli gizi komunitas tersebut dikutip TribunHealth.com.
"Misalnya kesemutan. Ah tadi malam tidurnya ketindihan," ilustasinya.
Padahal, hal itu bisa saja menjadi tanda stroke.
Dalam hal ini, dr. Tan menjelaskan stroke bisa dikenali dengan tanda-tanda kecil sebelum pada akhirnya memicu kelumpuhan total.
Baca juga: Meski Hanya Sedikit, Kenaikan Tekanan Darah Berisiko Picu Kematian Akibat Stroke pada Masa Mendatang
Baca juga: Tahukah Anda Jika Keberadaan Karang Gigi Memicu Penyakit Stroke? Berikut Penjelasan drg. Anastasia
"Jadi dalam serangan stroke yang sesungguhnya, kita mempunyai yang disebut dengan the golden period."
Periode tersebut ditandai dengan perasaan ada yang tak beres dengan tubuh.
"Kadang-kadang diawali dengan beberapa hari badannya ngga enak kesemutan."
"Tapi kalau didiemin, lalu anda ngadem-ngademke ati... so itu adalah suatu hal yang tidak bertanggung jawab.
Pentingnya jaga tekanan darah
Berikutnya, yang tak kalah penting adalah menjaga tekanan darah.
Pasalnya menurut dr. Tan sebagian besar orang stroke bermula dari penyakit hipertensi.
"Hipertensi itu ditandai dengan takanan darah sistolik di atas 130 dan diastoliknya di atas angka 90," jelasnya.
Dalam hal ini dr. Tan menegaskan batas tekanan darah normal itu berlaku untuk segala usia.
Dia menampik anggapan yang beredar di masyarakat, bahwa orang lansia wajar memiliki tekanan darah hingga 150.
Baca juga: Orang yang Alami Gangguan Mental OCD 3 Kali Lebih Berisiko Terkena Stroke
Baca juga: Orang yang Alami Stres Lebih Berisiko Terkena Penyakit Jantung dan Stroke
"Jadi tidak benar bahwa untuk memaafkan diri sendiri, mengatakan saya umurnya sudah 65 tahun, it's ok buat saya untuk punya tensi 140-150."
"It's not ok," tandas dr. Tan.
"Jadi 120-130 aja kriterianya sudah tekanan yang meninggi."
Tips menghindari stroke berikutnya, dr. Tan menyarankan memperbanyak konsumsi sayur dan buah, serta aktivitas fisik.
"Ketiga adalah dengan pengecekan berkala kesehatan anda."
Pengecekan di sini termasuk faktor risiko yang dimiliki.
"Situasi berisiko itu tidak sekadar usia," tandasnya.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)