TRIBUNHEALTH.COM - Human papilloma virus (HPV) adalah virus yang memicu terjadinya kanker serviks.
Virus tersebut sangat mudah berpindah dan menyebar.
Tidak hanya berpindah melalui cairan, namun juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit.
Umumnya pada negara maju dengan aktivitas seksual yang tinggi memiliki angka kejadian kanker serviks yang rendah di bandingkan negara berkembang seperti Indonesia.
Baca juga: Dr. drg. Eddy Heriyanto Habar, Sp. Ort(K) Jelaskan Beberapa Jenis Bahan Kawat Gigi
Dokter menyebutkan jika tingkat literasi mengenai kanker serviks di negara-negara maju sudah sangat tinggi.
Tingkat kesadaran mereka untuk menjadikan screening kanker serviks untuk menjadi pola hidup sudah tinggi.

Sementara di Indonesia banyak hal yang bisa menghambat, salah satunya adalah akibat budaya.
Dimana orang merasa khawatir, takut, hingga malu.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi Konsultan Onkologi, dr. Muhammad Yusuf, Sp. OG (K) Onk yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Bincang Kita edisi 16 Desember 2021.
Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab utama, sehingga mereka belum menjadikan screening sebagai suatu pola hidup untuk mendeteksi.
Inilah mengapa masyarakat luar negeri sangat jarang mengalami infeksi human papilloma virus.
Baca juga: Ahli Gizi Tegaskan, Pola Makan yang Tidak Benar akan Memicu Kekambuhan Asam Lambung
"Bahkan dokter yang berada di Amerika hingga Eropa saat menjalani pendidikan akan pergi ke negara-negara yang memiliki kasus kanker serviks yang tinggi," pungkasnya.
Hal ini lantaran di negara tersebut masih sangat jarang ditemui kasus serupa.
Sehingga untuk mengasah keterampilan tersebut dan melakukan tindakan operasi kanker serviks sangat jarang.
Apabila di lihat dari gejala yang muncul, ketika awal mula terjadinya infeksi biasanya tidak menimbulkan gejala apapun.

Sehingga tak sedikit pasien yang tidak mengetahui jika terinfeksi human papilloma virus.
Pada akhirnya saat sudah terbentuk kanker serviks, barulah menimbulkan gejala.
Adapun gejala yang terjadi antara lain:
1. Perdarahan
Gejala yang paling sering muncul adalah perdarahan.
Baca juga: Apa Saja Faktor Resiko Penyebab Hipertensi? Berikut Penjelasan dr. Mustopa Sp.PD
Dokter menambahkan jika melakukan senggama akan mengalami perdarahan.
2. Nyeri

3. Keputihan yang berbau busuk
Dokter ingatkan agar wanita berhati-hati jika mengalami hal ini.
Biasanya kondisi ini terjadi apabila sudah terbentuk kanker.
Baca juga: dr. Tan Shot Yen Jelaskan Stroke Bisa Dicegah dengan Pola Hidup Sehat, Hindari Kebiasaan Merokok
Penjelasan Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi Konsultan Onkologi, dr. Muhammad Yusuf, Sp. OG (K) Onk dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Bincang Kita edisi 16 Desember 2021.
(Tribunhealth.com/Dhianti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.