Breaking News:

Dr. dr. Tan Shot Yen Anjurkan Menjaga Kualitas Sel Benih dengan Pola Hidup Sehat

Pasangan yang sudah menikah tentu saja sangat menginginkan hadirnya buah hati. Namun, tak semua pasangan mendapatkan buah hati dengan mudah.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
freepik.com
ilustrasi pola hidup sehat 

TRIBUNHEALTH.COM - Banyak sekali laki-laki dan perempuan yang sudah menikah tetapi belum memiliki keturunan.

Banyak problem besar terkait dengan kesuburan seperti gaya hidup, pola makan, dan sebagainya.

Perlu dipahami bahwa kesuburan ditentukan oleh pihak suami dan pihak istri.

Berbicara tentang kesuburan, berarti membicarakan tentang kualitas sel benih.

Sel benih yang dimaksud adalah kualitas sel sperma dan sel telur.

Kualitas sel benih ditentukan antara lain multifaktorial, tetapi yang utama adalah lifestyle, bagaimana makanan yang dikonsumsi, pola hidup sehat, olahraga, dan istirahat semuanya harus healthy life style.

ilustrasi pola hidup sehat
ilustrasi pola hidup sehat (freepik.com)

Baca juga: Psikolog Sebut Pola Asuh Mempengaruhi Tingkat Sensitif Anak dalam Menghadapi Masalah, Ini Alasannya

Dengan healthty life style diharapkan kualitas sel benih bagus.

Jika kualitas sel benih bagus, maka kualitas embrio juga akan bagus.

Sangat penting menjaga healthy life style agar mendapatkan keturunan yang baik.

Kesuburan juga dipengaruhi oleh beberapa penyakit.

2 dari 4 halaman

Penyakit-penyakit ginekologi seperti mioma, kista, endometriosis, PCO, sangat terpengaruh dengan healthy life style.

Begitu membicarakan perihal makanan-makanan yang dikonsumsi tidak jelas fungsinya untuk tubuh maka akan menyinggung tentang resistensi insulin.

Baca juga: Biaya Pasang Gigi Palsu Sering Disebut Mahal, drg. Citra, MMRS: Saat Ini Sudah Terjangkau

Makanan yang sering dikonsumsi berkaitan erat dengan garam, gula, dan lemak tinggi sehingga berkaitan dengan insulin.

Banyak orang yang takut mengalami kegemukan, akhirnya mengonsumsi makanan tanpa ada aturan sehingga berat badan naik.

Saat berat badan naik dan mulai program melangsingkan badan belajar dari YouTube, sehingga cara tersebut oleh orang barat disebut dengan istilah Fat diet.

Fat diet adalah suatu diet trendy yang diikuti oleh orang dan tidak memiliki dasar ilmiah.

Sehingga saat di awal memiliki badan yang gemuk, akhirnya badan menjadi kecil dan perlu diingat bahwa hormon juga berkurang.

Baca juga: dr. Syarif Rohimi, Sp.A (K) Ungkap Jumlah Penderita Jantung Bawaan pada Anak di Indonesia

Kita memiliki lemak dan asupan gizi memiliki kegunaan.

Saat mengonsumsi makan dalam jumlah cukup, merasa bahagia dan kenyang tetapi harus dengan makanan yang sehat maka otak akan memberi tanda dengan munculnya hormon leptin.

Leptin merupakan signyal pada otak, di otak terdapat hipotalamus dan hipofise adalah pusat pembuatan berbagai macam jenis hormon.

3 dari 4 halaman

Begitupula dengan hormon-hormon yang nantinya akan lari ke alat kandungan, yang memperintahkan telur menjadi matang, dinding rahim menjadi tebal.

Saat hendak memiliki keturunan, maka harus memilih alat kandungan yang subur.

Baca juga: Sakit Tenggorokan Bisa Jadi Tanda Covid-19, Simak Bedanya dengan Pilek dan Penyakit Lain

Jika kandungan tidak subur atau non-fertil, maka berusaha untuk mendapatkan keturunan seperti apapun tidak akan berjalan dnegan lancar.

Kebalikan dari resistensi insulin adalah ketidakmampuan untuk meproduksi hormon yang cukup dan seimbang.

Resistemsi insulin akan berhubungan dengan kondisi anovulasi.

Pada orang yang resistensi insulin positif, sel telur tidak dapat membesar dan siklusnya ialah tidak berovulasi.

Sehingga ukuran sel telur akan kecil terus menerus, tidak ada sel telur yang besar yang terbentuk secara alami dan pecah saat masa subur.

Baca juga: Dokter Gigi Ungkap Sederet Faktor yang Bisa Sebabkan Air Liur Sedikit hingga Picu Bau Mulut

Karena tidak ada sel telur yang besar, otomatis tidak ada sel telur yang pecah dan dibuahi oleh sperma.

Oleh karena itu pada orang yang mengalami resistensi insulin positif kan susah mendapatkan kehamilan dikarenakan tidak bisa membentuk sle telur yang besar dan pecah saat masa subur.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews.com, bersama dengan Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum. Dokter, filsuf, ahli gizi komunitas dan dr. Caroline T, Sp.OG(K). Dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Sabtu (11/9/2020)

4 dari 4 halaman

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comKualitas KesuburanKesuburanpola hidup sehatdr Tan Shot Yen
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved