TRIBUNHEALTH.COM - Banyak sekali laki-laki dan perempuan yang sudah menikah tetapi belum memiliki keturunan.
Banyak problem besar terkait dengan kesuburan seperti gaya hidup, pola makan, dan sebagainya.
Perlu dipahami bahwa kesuburan ditentukan oleh pihak suami dan pihak istri.
Berbicara tentang kesuburan, berarti membicarakan tentang kualitas sel benih.
Sel benih yang dimaksud adalah kualitas sel sperma dan sel telur.
Kualitas sel benih ditentukan antara lain multifaktorial, tetapi yang utama adalah lifestyle, bagaimana makanan yang dikonsumsi, pola hidup sehat, olahraga, dan istirahat semuanya harus healthy life style.
Baca juga: Psikolog Sebut Pola Asuh Mempengaruhi Tingkat Sensitif Anak dalam Menghadapi Masalah, Ini Alasannya
Dengan healthty life style diharapkan kualitas sel benih bagus.
Jika kualitas sel benih bagus, maka kualitas embrio juga akan bagus.
Sangat penting menjaga healthy life style agar mendapatkan keturunan yang baik.
Kesuburan juga dipengaruhi oleh beberapa penyakit.
Penyakit-penyakit ginekologi seperti mioma, kista, endometriosis, PCO, sangat terpengaruh dengan healthy life style.
Begitu membicarakan perihal makanan-makanan yang dikonsumsi tidak jelas fungsinya untuk tubuh maka akan menyinggung tentang resistensi insulin.
Baca juga: Biaya Pasang Gigi Palsu Sering Disebut Mahal, drg. Citra, MMRS: Saat Ini Sudah Terjangkau
Makanan yang sering dikonsumsi berkaitan erat dengan garam, gula, dan lemak tinggi sehingga berkaitan dengan insulin.
Banyak orang yang takut mengalami kegemukan, akhirnya mengonsumsi makanan tanpa ada aturan sehingga berat badan naik.
Saat berat badan naik dan mulai program melangsingkan badan belajar dari YouTube, sehingga cara tersebut oleh orang barat disebut dengan istilah Fat diet.
Fat diet adalah suatu diet trendy yang diikuti oleh orang dan tidak memiliki dasar ilmiah.
Sehingga saat di awal memiliki badan yang gemuk, akhirnya badan menjadi kecil dan perlu diingat bahwa hormon juga berkurang.
Baca juga: dr. Syarif Rohimi, Sp.A (K) Ungkap Jumlah Penderita Jantung Bawaan pada Anak di Indonesia
Kita memiliki lemak dan asupan gizi memiliki kegunaan.
Saat mengonsumsi makan dalam jumlah cukup, merasa bahagia dan kenyang tetapi harus dengan makanan yang sehat maka otak akan memberi tanda dengan munculnya hormon leptin.
Leptin merupakan signyal pada otak, di otak terdapat hipotalamus dan hipofise adalah pusat pembuatan berbagai macam jenis hormon.
Begitupula dengan hormon-hormon yang nantinya akan lari ke alat kandungan, yang memperintahkan telur menjadi matang, dinding rahim menjadi tebal.
Saat hendak memiliki keturunan, maka harus memilih alat kandungan yang subur.
Baca juga: Sakit Tenggorokan Bisa Jadi Tanda Covid-19, Simak Bedanya dengan Pilek dan Penyakit Lain
Jika kandungan tidak subur atau non-fertil, maka berusaha untuk mendapatkan keturunan seperti apapun tidak akan berjalan dnegan lancar.
Kebalikan dari resistensi insulin adalah ketidakmampuan untuk meproduksi hormon yang cukup dan seimbang.
Resistemsi insulin akan berhubungan dengan kondisi anovulasi.
Pada orang yang resistensi insulin positif, sel telur tidak dapat membesar dan siklusnya ialah tidak berovulasi.
Sehingga ukuran sel telur akan kecil terus menerus, tidak ada sel telur yang besar yang terbentuk secara alami dan pecah saat masa subur.
Baca juga: Dokter Gigi Ungkap Sederet Faktor yang Bisa Sebabkan Air Liur Sedikit hingga Picu Bau Mulut
Karena tidak ada sel telur yang besar, otomatis tidak ada sel telur yang pecah dan dibuahi oleh sperma.
Oleh karena itu pada orang yang mengalami resistensi insulin positif kan susah mendapatkan kehamilan dikarenakan tidak bisa membentuk sle telur yang besar dan pecah saat masa subur.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews.com, bersama dengan Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum. Dokter, filsuf, ahli gizi komunitas dan dr. Caroline T, Sp.OG(K). Dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Sabtu (11/9/2020)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)