Breaking News:

Dokter Anak dan Ahli Gizi Paparkan Beberapa Tujuan Pemeriksaan sebelum Imunisasi

Setiap anak sangat diwajibkan untuk imunisasi. Banyak kelompok yang masih anti imunisasi karena mereka menganggap anak akan sakit setelah imunisasi.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
kompas.com
ilustrasi imunisasi 

TRIBUNHEALTH.COM - Saat ini masih ada kelompok-kelompok yang anti imunisasi.

Sehingga testimoni-testimoni yang tidak sesuai dengan penelitian menjadi gaung yang mudah sekali disebarluaskan.

Katakanlah seperti contoh MMR yang dihubungkan dengan autis.

Banyak sekali testimoni yang tidak sesuai penelitian dan didengung-dengungkan oleh orang-orang.

Padahal secara penelitian tidak pernah terbukti bahwa anak akan mengalami sakit setelah imunisasi.

Kebanyakan orang lebih menyukai testimoni daripada suatu penelitian, karena hasilnya akan lebih tampak.

ilustrasi imunisasi
ilustrasi imunisasi (kompas.com)

Baca juga: dr. Dwi Septiadi Sebut Penderita Vertigo Sering Merasa Makin Pusing saat Membuka Mata

Terdapat rambu-rambu kapan seseorang boleh diimunisasi atau tidak.

Saat akan melakukan imunisasi, sebaiknya anak memang harus diperiksa.

Setelah anak menjalakan imunisasi, terjadi demam adalah hal yang biasa dikarenakan adanya insiden penyakit yang kebetulan bersamaan dnegan imunisasi.

Tetapi tidak ada hubungannya dengan obat yang diberikan saat imunisasi.

2 dari 3 halaman

Tujuan pemeriksaan sebelum imunisasi adalah:

- Aman

Imunisasi memiliki 3 keamanan yakni, aman untuk yang disuntik, aman untuk penyuntik, dan aman untuk lingkungan.

Baca juga: Mungkinkah Perawatan Saluran Akar Terasa Sakit? Begini Jawaban Dokter Gigi Spesialis Konservasi

Aman untuk yang disuntik, berarti harus berada dalam kondisi sehat.

Memang ada sakit ringan yang masih diperbolehkan untuk imunisasi.

Oleh karena itu harus dibedakan antara kontra indikasi dan masih diperbolehkan untuk imunisasi.

- Dicatat

Jika dikatakan karena mengikuti imunisasi, disebut dengan kejadian Kipi (kejadian ikutan pasca imunisasi).

Tetap harus dilakukan pencatatan dan pelaporan, tidak serta merta dianggap suatu ikutan dari imunisasi yang belum tentu terjadi.

Sehingga hal tersebut harus dilaporkan dan terdapat nblanko khusus kejadian ikutan pasca imunisasi, dalam 1 bulan pasa imunisasi anak tersebut.

Baca juga: dr. Kaka Renaldi Sarankan untuk Melakuan Vaksin Agar Terhindar dari Penyakit atau Gangguan Hati

3 dari 3 halaman

Hal tersebut akan diteliti oleh petugas tertentu.

Yang menjadi problem adalah, masyarakat yang sudah melek internet tetapi literasi masih dipertanyakan.

Bahkan yang lebih parah lagi, dianggap semua pembicaraan orang luar dianggap benar.

Sering mendengar ceriita bahwa setelah anak disuntik malah terjadi lumpuh setelah demam.

Jika anak sudah memiliki masalah seperti gejala-gejala meningitis yang belum diketahui, kemungkinan anak tersebut mengalami gejala meningitis yang berlanjut akhirnya menjadi ensefalopati.

Tentu saja anak akan merupakan berkelanjutan dari penyakit yang diderita sebelum imunisasi.

Sangat wajar apabila anak mengalami demam setelah imunisasi, karena tubuh anak sedang berusaha membuat antobodi.

dr. Tan Shot yen Menyampaikan bahwa demam tidak sama dengan sakit.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews.com bersama dengan Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum. Seorang dokter, filsuf, ahli gizi komunitas dan dr. Chatidjah Alaydrus, Sp.A. Seorang dokter spesialis anak. Minggu (16/8/2020)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comimunisasivaksinasi anakdr Tan Shot Yendr. Chatidjah Alaydrus
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved