TRIBUNHEALTH.COM - Kafein merupakan senyawa stimulan yang dapat dijumpai pada beberapa makanan dan minuman.
Umumnya kafein selalu diasosiasikan dengan kopi.
Namun sebenarnya kafein juga bisa terdapat dalam minuman lain selain kopi, seperti soda, teh, coklat, beberapa es krim dan obat.
Kandungan kadar kafein di dalam minuman bisa berbeda-beda, hal ini sesuai dengan jenis minumannya.
Baca juga: Ketahui Gejala Seseorang Mengalami Badai Sitokin, dr. Nadia Alaydrus: Bisa Menyebabkan Kematian
"Contohnya dalam kopi sekian mL (mililiter) misalnya terkandung 250 mg (miligram) kafein, nah dalam mL (mililiter) yang sama soda akan mengandung sekitar 30-40 mg kafein, ice tea mengandung sekitar mg, susu coklat mengandung sekitar 5 mg, dan di obat pilek juga ada sedikit kafeinnya untuk jenis-jenis tertentu sekitar 30 mg," terang dr. Ariani.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K) yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Kemkominfo TV program Dear Doctor edisi 13 Desember 2021.
Minuman maupun makanan yang mengandung kafein bukanlah pilihan yang dianjurkan untuk anak-anak, terlebih bayi yang berusia di bawah 6 bulan.
Memberikan makanan maupun minuman berkafein, selain tidak bermanfaat, justru dapat membahayakan anak.
Baca juga: Permasalahan Gigi Apa Saja yang Membutuhkan Perawatan Saluran Akar? Berikut Penjelasan Dokter
Apabila seorang anak terlalu banyak konsumsi kafein, maka akan merasa adanya gangguan kesehatan.
Anak bisa merasa cemas, gemetar, mengeluhkan sakit perut, sakit kepala, susah berkonsentrasi, susah tidur, cenderung dehidrasi, bisa mengalami peningkatan dalam detak jantung, dan tekanan darah.

Oleh karena itu, orang tua harus mengawasi asupan makanan anak-anak.
Usahakan untuk tidak terlalu banyak memberikan anak es teh, soda, dan kopi.
Kandungan kafein yang terdapat di dalam makanan atau minuman dapat meningkatkan asam lambung, kondisi ini menyebabkan anak-anak lebih mudah mulas dan sakit perut.
Baca juga: Beberapa Gangguan yang Dapat Terjadi Akibat Kekerasan pada Anak yang Dilakukan Orangtua

Baca juga: Makanan hingga Faktor Psikologis Bisa Picu Serangan Migrain, Termasuk Stres dan Kecemasan
Penjelasan Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Kemkominfo TV program Dear Doctor edisi 13 Desember 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.