Breaking News:

drg. Anastasia Sebut Kasus Bruxism Paling Sering Dipicu oleh Kondisi Subsconcious

Bruxism atau menggertakan gigi saat tertidur merupakan kebiasaan buruk. Penderita bruxism tidak menyadari saat menggertakkan gigi mereka.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
freepik.com
ilustrasi seseorang yang mengalami bruxism 

TRIBUNHEALTH.COM - Hyperaktif seringkali dipicu oleh sesuatu dan paling sering dipicu oleh kondisi subsconcious.

Kondisi subsconcious bisa terjadi oleh berbagai pemicu, seperti hal-hal yang terjadi setelah lahir, maupun terjadi ketika masih didalam kandungan.

Proses subsconcious merupakan proses yang panjang.

drg. Anastasia mengatakan bahwa selama menangani kasus-kasus karena kebiasaan buruk bruxism, kebetulan memang sebagian besar karena subsconcious.

Hal tersebut dikarenakan kondisi psikologi yang belum tentu disadari oleh penderitanya, karena kebanyakan kasus tersebut diakibatkan oleh subsconcious.

ilustrasi seseorang yang mengalami bruxism
ilustrasi seseorang yang mengalami bruxism (freepik.com)

Baca juga: dr. Ari Ayat Sp.OG Jelaskan Faktor Nyeri Punggung Saat Menstruasi yang Kerap Dikeluhkan

Subsconcious termasuk kejadian yang tidak disadari.

drg. Anastasia menyampaikan bahwa pada kasus-kasus tertentu membutuhkan dukungan dari psikiater dan psikolog.

Termasuk mereka yang ahli dalam membimbing dengan cara-cara meditasi, tak hanya itu saja termasuk berkolaborasi dengan dokter spesialis akupunktur.

Karena WHO dan American Academi of Medical Acupucture juga merekomendasikan terapi akupunktur untuk bisa mensupport terapi dari efek lanjut kejadian kebiasaan buruk bruxism.

Manfaat dari akupunktur tersebut ialah merelaksasi otot terkait.

2 dari 2 halaman

Tetapi pendekatan secara psikologi memiliki peran yang signifikan, karena pada beberapa kasus bahkan tidak membutuhkan waktu yang sangat lama bahkan hanya dalam hitungan minggu.

Baca juga: dr. Rani Himayani Sp.M. Paparkan Aturan untuk Mencegah Terjadinya Computer Vision Syndrome

Kebiasan tersebut akan terbantu karena motivasi yang kuat untuk bisa kooperatif terhadap tindakan yang dilakukan oleh dokter.

Banyak jenis tindakan yang bisa dilakukan oleh dokter tergantung dari etiologi kejadian, keparahan, dan persetujuan dari keluarga.

Bicara tentang efek lanjut dari kebiasaan buruk bruxism membutuhkan kerjasama yang sungguh-sungguh antara dokter, pasien, keluarga, dan ahli-ahli terkait bila diperlukan.

Pada kasus kebiasaan buruk bruxism pasien sudah mulai terapi, maupun ke dokter yang berhubungan dengan keluhan tersebut misalkan memiliki anxiety atau apapun akan menghilangkan bruxism.

Hilangnya bruxism tergantung dengan kasus yang dialami oleh pasien.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews.com bersama dengan drg. R. Ngt. Anastasia Ririren Pramudyawati. Seorang dokter gigi. Jumat (5/3/2021)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.combruxismPengobatan bruxismKesehatan Rongga Mulutdrg. R. Ngt. Anastasia Ririen Kue Bluder Kim Cua Museum PETA
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved