TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit HIV tidak akan terjadi dengan sembarangan tertular atau melakukan kontak fisik.
Diketahui bahwa kontak HIV melalui cairan tubuh.
Penularan melalui cairan tubuh bisa dikarenakan hubungan seks (cairan vagina dan sperma)
Selain dari hubungan seks, penularan bisa didapat melalui darah yang bisa didapat dari transfusi dan penggunaan jarum suntik pada orang-orang pemakai narkoba yang menggunakan jarum suntik.
Tak hanya melalui hubungan seks dan transfusi, penularan HIV bisa didapat dari plasenta.
Ibu penderita HIV dapat menularkan virus HIV pada janin melalui aliran darah diplasenta.

Baca juga: Wajarkah Ketika Menstruasi Merasakan Nyeri pada Punggung? Berikut Ulasan Dokter
Ternyata HIV juga bisa ditularkan melalui ASI, artinya anak-anak beresiko tertular melalui ASi.
dr. Binsar mengatakan bahwa yang harus diwaspadai adalah media cara penularan HIV/AID tidak menular melalui udara atau air.
Penyakit HIV juga tidak menular melalui keringat, air mata, air liur ataupun sentuhan fisik.
Tujuan pengobatan HIV hanya memperlambat reolikasi atau pembelahan virus dan tidak mematikan virus.
dr Binsar menegaskan, sekali terkena HIV berarti seumur hidup harus mengonsumsi obat.
Seseorang yang terinfeksi HIV mengalami problem sakit seumur hidup.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Perawatan Saluran Akar? Berikut Penjelasan drg. Ummi Kalsum
Karena obat anti retrovirus yang bisa didapatkan gratis hanya memperlambat pembelahan virus.
Obat tersebut dinamakan anti retrovirusl karena bekerjanya secara spesifik.
Penyakit HIV ini bisa didapat dari:
- Heteroseksual
Pada orang yang melakukan hubungan seks dengan banyak partner atau pasangan tanpa menggunakan pengaman.
- Homoseksual
- Pengguna jarum suntik pada orang pemakai narkoba
- Pekerja seks komersial
Baca juga: Pasangan Muda yang Kurang Siap Menjadi Orang Tua Rentan Melakukan Kekerasan pada Anak
Penyakit HIV yang tidak segera ditangani akan menjadi AIDS.
Berbicara tentang penyakit AIDS berarti sudah muncul gejala sakit pada seluruh tubuh seperti jamur, sarcoma galacto virus, demam yang tidak sembuh, diare dalam durasi lama.
dr. Binsar mengatakan bahwa terdapat lebih dari 7.000 kasus penderita AIDS, dengan angka kematian lebih dari 600 sampai tahun 2019.
dr. Binsar juga menyampaikan bahwa dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2019, angka kematian semakin turun karena penanganan semakin baik, dan deteksi semakin baik.
Masyarakat perlu berhati-hati karena orang yang terinfeksi HIV biasanya ketika awal pemeriksaan tidak terdeteksi.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews.com bersama dengan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS. Seorang medical sexologist. Sabtu (27/11/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)