TRIBUNHEALTH.COM - Tanggal 3 Desember setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Penyandang Disabilitas Internasional.
Memperingati hal tersebut, rupanya masih banyak orang yang salah kaprah terhap pengertian kondisi disabilitas.
Untuk itu, simak penjelasan dr. Vincentius Yoshua, Sp.KFR.
Baca juga: Cegah Dampak Negatif Gagap saat Usia Dewasa, Terapis Wicara, Hikmatun Sadiah Anjurkan Cara Ini
Ia merupakan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
Vincentius lahir di Jakarta, 5 Mei 1983.
Sementara ini, dirinya hanya menjalankan praktek di Rumah Sakit (RS) St. Carolus Summarecon Serpong.
RS St.Carolus Summarecon Serpong beralamat di Gading Golf Boulevard Kavling 08, Gading Serpong, Cihuni, Kecamatan Pagedangan, Tangerang.
Sebelum berprofesi sebagai seorang dokter, Vincentius sempat mengenyam pendidikan dokter umum di Universitas Tarumanagara, Jakarta Barat.
Baca juga: Profil dr. Vincentius Yoshua, Sp.KFR yang Berpraktek di RS St. Carolus Summarecon Serpong
Kemudian untuk mendapatkan gelar spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, ia menempuh pendidikan di Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara.
Tanya:
Apa itu kondisi disabilitas dok?
Baca juga: Benarkah Autisme Dapat Sebabkan Gangguan Psikologis? Begini Kata Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi.
Lala, Solo.
dr. Vincentius Yoshua, Sp.KFR Menjawab:
Kalau di ranahnya kedokteran fisik dan rehabilitasi, itu sebenarnya kita nggak hanya mengenal istilah disabilitas.
Kita mengenal ada 3 istilah. Di antaranya:
1. Impairment (Gangguan)
Pada Impairment kita melihat dari sisi gangguannya.
Contoh anak disabilitas yang terlahir dengan gangguan spina bivida.
Terjadi kelemahan pada kedua kakinya. Kelemahan ini masuk dalam kategori impairmentnya.
2. Disabilitas
Dari impairment bisa menyebabkan anak tidak melakukan suatu aktivitas (performance).
Itu dinamakan dengan disabilitas.
Baca juga: dr. Fikaris Ungkap Penderita Down Syndrome yang Sedang Hamil Berisiko Menurunkan 30-50% ke Anaknya
Misalnya, tidak bisa berpindah ke tempat satu dan ke tempat yang lain tanpa bantuan.
3. Handicap
Disabilitas belum tentu bisa menyebabkan handicap.
Handicap ialah dari impairment dan disabilitas, apakah pasien masih bisa menjalankan perannya atau tidak.
Bila pasien masih bisa menjalankan perannya dengan segala keterbatasannya, itu dia tidak termasuk pada handicap.
Seperti seorang penyanyi terkenal Stevie Wonder yang memiliki gangguan penglihatan dan disabilitasnya tidak bisa menerima input visual.
Tetapi dia tidak masuk ke dalam kategori handicap.
Baca juga: Cara Cegah Perawakan Pendek pada Anak, Ini Pesan dari Dokter Spesialis Anak Konsultan Endokrinologi
Karena bisa menjalankan perannya di dalam masyarakat, bahkan menjadi penyanyi terkenal.
Sehingga dalam dunia kedokteran fisik dan rehabilitas, apabila mengalami impairment dan disabilitas kita mencegah terjadinya handicap pada pasien.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)