TRIBUNHEALTH.COM - Pandemi Covid-19 telah menyerang Indonesia hampir 2 tahun lamanya.
Akibah hal tersebut, banyak sektor menjadi terdampak.
Salah satunya perawatan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh dokter gigi.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut menjadi diatur sedemikian rupa agar menjaga pasien dan tenaga medis terhindar dari penularan Covid-19.
Baca juga: Tips Menghindari Sariawan Pasca Tambal Gigi, Ini Anjuran drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati
Namun semenjak pandemi di Indonesia berangsur membaik, kira-kira apakah terdapat kebijakan baru terhadap layanan kesehatan gigi dan mulut?
Untuk mengetahuinya, simak penjelasan dari Dr. drg. Eddy Heriyanto Habar, Sp. Ort (K).
Eddy lahir di Pare-pare, 28 Juni 1972.
Ia merupakan dokter gigi di RSGMP Fakultas Kedoktera n Gigi Universitas Hasanuddin, Jalan Kandea, Makassar.
Selain itu ia juga melakukan praktik di Dentamedica Care Center, Jalan AP. Pettarani 21B, Makassar.
Dirinya menyelesaikan program profesi Dokter Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Kota Makassar.
Tak hanya sampai disitu, Eddy elanjutkan program Dokter Gigi Spesialis Ortodonti di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya
Baca juga: Profil Dr. drg. Eddy Heriyanto Habar, Sp. Ort(K), Dokter Gigi Dentamedica Care Center Makassar
Setelah menyelesaikan program Dokter Gigi Spesialis Ortodonti, ia kembali ke Makassar dan menyelesaikan Program Doktor Ilmu Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Kota Makassar.
Terakhir, ia melanjutkan pendidikan Konsultan Ortodonti, Kolegium Ortodonti Indonesia.
Hingga kini, ia masih tetap aktif di dunia kedokteran gigi.
Sebelum praktik di RSGMP Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin dan Dentamedica Care Center, ia sempat menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.
Selain itu, ia juga diamanahi menjadi Wakil Dekan 3 Fakultas Kedokteran Gigi di kampus yang sama.
Tanya:
Dokter bagaimana perawatan gigi saat ini setelah kasus pandemi di Indonesia mulai membaik?
Lala, Solo.
Dr. drg. Eddy Heriyanto Habar, Sp. Ort (K). Menjawab:
Kalau pengalaman kami, sudah mulai berjalan.
Cuma memang di dalam pelayanan praktik itu tetap dilakukan protokol kesehatan.
Misalnya dokter harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) level 3.
Jadi harus memakai masker, baju hazmat, face shield, masker dobel.
Sementara dari segi pasien, harus dipastikan bahwa tidak memiliki gejala Covid-19.
Artinya tidak ada demam, batuk, dan lebih bagus lagi sudah vaksin.
Baca juga: drg. Munawir Sebut Adanya Gigi Berlubang Menyebabkan Gigi Senstif hingga Terasa Sakit
Kemudian ruangan juga harus diatur. Dalam 1 ruangan itu hanya boleh ada 1 dokter, 1 perawat, dan 1 pasien.
Selanjutnya ruangan juga harus senantiasa disetrilkan ketika pergantian pasien.
Berikutnya di dalam ruangan juga harus ada exhaust. Ada saluran pembuangan udara yang senantiasa keluar.
Sehingga walaupun pakai AC tetap ada saluran pembuangan untuk udara agar bisa keluar.
Mungkin itu yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir terjadinya penyebaran Covid-19.
Pasien juga dibatasi. 1 hari paling juga beberapa saja.
Tidak setiap hari kita boleh datang, hari ini kita masuk besok kita istirahat, lalu besoknya baru bisa masuk untuk melihat apakah ada gejala-gejala atau tidak.
Itu salah satu yang bisa kita lakukan di masa pandemi ini.
Baca juga: drg. Zaida: Perawatan Gusi Tumbuh pada Gigi Berlubang Akan Dilihat dari Kondisi Gigi Terlebih Dahulu
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)