TRIBUNHEALTH.COM - Pada masa pandemi COVID-19 tingkat masyarakat yang mengalami depresi cukup tinggi.
Perhimpunan dokter spesialis kesehatan jiwa mencatat jika terdapat peningkatan kasus depresi hingga 57,6% saat pandemi.
Dokter mengungkapkan jika terdapat 3 gejala utama pasien yang mengalami depresi.
Baca juga: dr. Melanie Rakhmi Mantu Jelaskan Syarat Anak Usia 6-11 Tahun yang Bisa Menerima Vaksin COVID-19
Hal ini disampaikan oleh Psikiater, dr. Danardi Sosrosumihardjo yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat.

Gejala utama tersebut antara lain:
1. Sedih yang berkepanjangan
Dimana sedih terjadi selama 14 hari.
2. Kehilangan energi dan kehilangan semangat
Baca juga: BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Vaksin Sinovac untuk Anak Usia 6-11 Tahun, Simak Ulasan Selengkapnya
3. Kehilangan rasa gembira
Dalam dunia medis, kondisi ini sering dikenal sengan istilah anhedonia.
Dimana pasien kehilangan kenikmatan terhadap hobi dan kehilangan akan suatu hal yang biasanya disukai.
Sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman.
Umumnya seseorang yang mengalami depresi menjadi murung dan menarik diri lingkungan.
Selain itu, hal ini bisa menyebabkan kualitas tidur menjadi terganggu.

Serta menyebabkan nafsu makan menurun dan kehidupan seksual yang terganggu.
Terkadang ide bunuh diri dan percobaan bunuh diri muncul.
Dokter menuturkan jika tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit bisa menjadi gejala depresi.
"Pada dasarnya bahwa seseorang itu ketika mengalami depresi, karena cemas dan depresi terkadang timbal balik menyebabkan seseorang menjadi susah untuk tidur," imbuhnya.
Baca juga: Benarkah Rasa Nyeri saat Menstruasi Memengaruhi Kesuburan? Begini Ulasan dr. Binsar Martin Sinaga
Ketika seseorang sedih berkepanjangan menyebabkan tidak bisa tidur cukup dan mudah terbangun dari tidurnya.
Kondisi ini terkadang juga bisa menyebabkan seseorang tidak bisa kembali tidur.
Penderita depresi seringkali merasa putus asa dan tidak berdaya.

"Semangatnya hilang, terus merasa tidak berdaya, merasa tidak berguna lagi dalam hidup ini," tambahnya.
Baca juga: Benarkah Gejala Peradangan Vagina Berupa Rasa Gatal Terbakar? Begini Ulasan dr. Binsar Martin Sinaga
Penjelasan Psikiater, dr. Danardi Sosrosumihardjo dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 03 Maret 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.