TRIBUNHEALTH.COM - Kanker payudara adalah penyakit yang sangat serius.
Meski bisa terjadi pada laki-laki, namun kanker payudara lebih banyak dialami oleh perempuan.
Terlebih lagi pada seorang perempuan yang memiliki faktor risiko tinggi menderita kondisi ini.
Untuk itu bagi para penderita kanker payudara, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi, dr. Agus Sutarman, Sp.B(K)Onk menyampaikan pesannya.
Baca juga: Ketua YKPI: Selain Pengobatan, Semangat Pasien Berpengaruh Besar Pada Kesembuhan Kanker Payudara
Berdasarkan penuturannya, ia menghimbau kepada para pasien untuk selalu memiliki semangat dalam melawan kanker payudara ini.
Selain itu, juga turut disiplin melakukan pengobatan secara medis.
"Tetap semangat dan tetap mengikuti program yang sudah di rencanakan oleh dokter," ujar Agus dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
Lebih lanjut, bagi para perempuan yang tidak terdiagnosa kondisi ini, juga penting memperhatikan kondisi kesehatan payudara.
Yaitu dengan melakukan metode SADARI (Periksa Payudara Sendiri).
Meskipun metode ini dilakukan sendiri tanpa harus berkunjung ke dokter, namun upaya ini perlu dilakukan secara rutin.
Untuk penatalaksanaanya, bisa diakses dari website Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI).
Baca juga: Kanker Payudara Disebut Bisa Terjadi pada Laki-laki, Ini Kata dr. Agus Sutarman, Sp.B(K)Onk
Yayasan ini didirikan dan diketuai oleh Linda Agum Gumelar.
YKPI dibentuk untuk membantu perempuan sembuh dari kanker payudara.
Faktor Risiko Kanker Payudara
Diketahui terdapat dua faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Yaitu faktor hormonal dan faktor non hormonal.
Faktor hormonal adalah faktor yang dipengaruhi oleh hormon.
Misalnya pada anak-anak perempuan yang mengalami haid lebih awal dari usia umumnya.
"Biasanya 12 atau 11 tahun, dia haid usia 9 tahun. Nah itu salah satu faktor risiko," ujar Agus.
Tidak hanya itu, pada seorang wanita yang terlambat memasuki masa menopause.
Baca juga: dr. Debby Amelia, Sp.S Benarkan Lebih Banyak Perempuan Menopause yang Terkena Alzheimer, Mengapa?
Umumnya menopause terjadi pada usia 50 tahun, namun bila terlambat memasuki masa menopause diatas usia tersebut, bisa jadi risiko menyebabkan kanker payudara.
Selain itu, penggunaan alat kontrasepsi. Baik Pil KB maupun suntik KB.
Selanjutnya adalah seorang wanita yang tidak menikah, tidak memiliki anak, dan tidak hamil.
Lebih dari itu, faktor risiko terjadinya kanker payudara juga bisa disebabkan lantaran adanya kelainan tumor ovarium.
"Jadi kalau ada tumor di ovarium, maka produksinya akan terganggu."
"Sehingga akan mempengaruhi payudara," sambung Agus.
Sementara pada faktor non hormonal, umumnya bisa terjadi karena riwayat radiasi pada payudara dan faktor keturunan (anggota keluarga memiliki riwayat penyakit kanker payudara).
Baca juga: Apakah Kanker Payudara Bisa Sembuh? Berikut Jawaban dr. Agus Sutarman, Sp.B(K) Onk
Penjelasan dr. Agus Sutarman, Sp.B(K)Onk ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV, Jumat (15/10/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)