TRIBUNHEALTH.COM - Trombosit merupakan komponen darah yang bermanfaat untuk menghentikan pendarahan luka.
Namun, trombosit bisa berdampak buruk jika jumlahnya terlalu besar.
Dalam dunia medis, hal ini dikenal dengan hiperagregasi.
Terkait hal ini Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Eka Ginanjar, memberikan penjelasan lebih lanjut.
Dia menjelaskan mengenai hiperagregasi ketika menjadi narasumber dalam salah satu segmen Sapa Indonesia Pagi, Segmen Sehat di Tengah Pandemi, yang tayang di Kompas TV.
Awalnya ada seorang penanya yang menanyakan kondisinya.
"Selamat pagi dokter. Usia saya 57 tahun. Tinggi saya 148 cm, berat 46 cm. Saya memiliki trombosit di atas 476 dok.
Baca juga: dr. Gladys : Laser ND YAG Tergolong Aman dan Tanpa Menimbulkan Perdarahan
Baca juga: Interaksi Obat Lain Menyebabkan Perubahan Jumlah Obat Dalam Aliran Darah, Ini Penjelasan Dokter

Saya minum pengencer darah tidak setiap hari. Saya juga pernah didiagnosa hyper agregasi.
Apakah ini berbahaya dok?" tanyanya, dikutip TribunHealth.com.
"Di usia di atas 57 tahun memang harus waspada," kata dr. Eka.
Apa lagi trombosit penanya juga dalam kategori tinggi.
"Apa itu hiper agregasi? Trombosit itu beragregat, berkumpul, berkelompok, membentuk suatu gumpalan darah yang bisa menimbulkan sumbatan di pembuluh darah," jelas dr. Eka.
Kondisi ini bisa menyebabkan aliran darah bisa tak lancar hingga tersumbat total.
Jika sampai tersumbat total, akibatnya jaringan tersebut tak akan mendapat asupan darah yang cukup.
Baca juga: Tak Masalah Alami Gusi Berdarah saat Pertama Pakai Benang Gigi, NHS Sarankan Tetap Dilanjutkan
Baca juga: Penggunaan Aspirin untuk Cegah Penyakit Jantung Tak Bisa Asal, Ada Risiko Gangguan Pembekuan Darah

Jika jaringan yang tak mendapat pasokan darah adalah otak, bukan tidak mungkin akan terjadi stroke.
"Kalau yang tersumbat itu jantung, bisa menimbulkan serangan jantung yang menimbulkan meninggal mendadak."
"Atau mata bisa menimbulkan buta mendadak, atau telinga bisa menimbulkan tuli mendadak," contohnya lagi.
Karenanya, dr. Eka menegaskan hiper agregasi termasuk berbahaya jika tak mendapat penanganan yang tepat.
"Hiper agregasi itu berbahaya, karena organ-organ tubuh kita membutuhkan darah untuk melakukan fungsinya."

Baca juga: Tak Hanya Faktor Usia, Pembuluh Darah Kaku Beresiko Terjadinya Hipertensi
Baca juga: Ibu Hamil Lebih Berisiko Alami Pendarahan Berat jika Terpapar Covid, Vaksinasi Jadi Kunci Pencegahan
"Dan ketika darah itu tersumbat, maka akan menimbulkan akibat fatal," tegasnya.
Karenanya, perlu segera dianalisis mengapa masalah ini bisa terjadi.
Dengan demikian, kasus tersebut bisa ditangani dengan tepat.
Kalaupun tak diketahui penyebab pastinya, dr. Eka menyebut bisa dengan mengonsumsi obat pengencer darah.
"Obat pengencer darah itu wajib diminum oleh ibu Elisabeth. Karena untuk mencegah terjadi pergumpalan," pesannya untuk penanya.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)