TRIBUNHEALTH.COM - Ketua Konsil Kedokteran, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D berbicara mengenai pentingnya kolaborasi internasional dalam dunia medis.
Hal itu dia sampaikan ketika menjadi pembicara dalam IAMRA 2021 Virtual Conference, yang rangkaian acaranya diselenggarakan pada 12-14 Oktober 2021.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D memberikan materi bertajuk 'Pentingnya Redulasi Medis di Era Globalisasi.'
"Kita tahu di era sekarang ini, di era gobalisasi, kondisinya setiap negara di seluruh dunia saling bergantung dan membutuhkan satu sama lain," katanya, dikutip TribunHealth.com.
"Butuh untuk saling kolaborasi antara satu negara dan negara lain," tambahnya.
Baca juga: Profil Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D. Profesor dan Ilmuwan yang Aktif di Tiga Benua

Kondisi saling membutuhkan yang dimaksud Prof. Taruna Ikrar termasuk dalam aspek ekonomi, sosial, politik, juga kesehatan.
Bahkan ketergantungan antarnegara terhadap pelayanan medis cukup kuat.
Karenanya, dia menekankan pentingnya otoritas regulasi medis dalam mengatur semua hal ini.
Turut berbicara dalam forum tersebut, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Secara garis besar, Tedros memberi penekanan yang sama seperti Prof. Taruna Ikrar, yakni soal kolaborasi global.
Menurutnya, dunia perlu komitmen global untuk menghadapi pandemi dan epidemi.

Baca juga: Dalam Neuroleadership Forum 7, Prof. Taruna Ikrar Paparkan Peran Neuroscience di Tengah Pandemi
Komitmen yang dimaksud termasuk kesiapsiagaan dan respon dalam bentuk perjanjian, kesepakatan, atau traktat internasional.
Tedros menegaskan, komitmen yang sama harus dimiliki oleh semua negara, tak peduli negara kaya dan miskin, besar dan kecil.
IAMRA sebagai otoritas pengatur medis, diharapkan bisa memiliki kontribusi yang kuat untuk mencapai kesetaraan layanan perawatan medis.
Termasuk pengaturan kebutuhan medis untuk negara-negara, meliputi keuangan, data, vaksin, tes, perawatan, APD, juga teknologi.
Baca berita lain tentang Covid-19 di sini.
(TribunHealth.com/Nur)