TRIBUNHEALTH.COM - Dokter, Filsuf, dan Ahli Gizi Komunitas, dr. Tan Shot Yen menjelaskan kecukupan garam diperlukan oleh tubuh.
Salah satu fungsinya adalah untuk menahan air dalam tubuh.
Namun, kadar garam harus seimbang dengan kadar kalium, sebagaimana yang dia jelaskan dalam program Malam Minggu Sehat Tribunnews.
"Kalau natrium ketinggian, maka kalium kita akan rendah," jelasnya dikutip TribunHealth.com.
Ketika kalium berada pada kadar yang rendah, maka ada beberapa masalah yang bisa timbul.
Sebut saja naiknya tekanan darah hingga risiko penyakit jantung.
Baca juga: Stres Terus Menerus Bisa Sebabkan Tekanan Darah Tinggi, Berisiko Stroke hingga Serangan Jantung
Baca juga: Studi Tunjukkan Minum Kopi Bisa Turunkan Risiko Kematian Akibat Stroke dan Penyakit Jantung

Garam berlebih juga bisa menimbulkan kerusakan pembuluh darah.
Akibatnya, muncul risiko penyakit jantung dan stroke, penyakit ginjal kronik, darah tinggi, hingga pikun.
Tiga akibat lain dari konsumsi garam berlebih, antara lain kegemukan, kerapuhan tulang, hingga kanker lambung.
"Tentu saja risiko pikun, pada orang-orang yang memang memiliki risiko penyakit darah tinggi."
Satu di antara yang disorot dr. Tan Shot Yen adalah mie instan.
Pasalnya, makanan ini memiliki kandungan tinggi garam.
"Mie instan itu 37 persen (kandungan garam dari AKG) rata-rata," jelasnya.
Baca juga: Kontrol Hipertensi dengan Benar untuk Mencegah Terjadinya Penyakit Stroke
Baca juga: Apakah Migrain Tanda Menderita Penyakit Stroke? Ini Jawaban dr. Fahrulsyah Farid, Sp.BS. M.Kes

"Itu bukan cuman tinggi aja. Tinggi buanget gitu loh," tandasnya.
Untuk mengantisipasi berbagai dampak buruk yang terjadi, dr. Tan Shot Yen membagikan tips berikut terkait konsumsi garam.
- Berasal dari sumber aslinya, misalnya ikan, sayur, dan buah
- Sebagai bumbu agar masakan tidak tawar
- Sedapat mugkin hindari bumbu kemasan dan racikan
- Hindari pangan praktis kemasan
- Biasakan membaca label pangan
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)