TRIBUNHEALTH.COM - Kembung merupakan kondisi yang bisa terjadi pada siapa saja, tak terkecuali pada bayi.
Meski terlihat sepele, kembung tetap harus ditangani dengan baik.
Lalu bagaimana jika kembung terjadi pada bayi?
Terkait hal ini, Dokter Spesialis Anak, dr. Sandi Nugraha, Sp.A memberikan penjelasan.
Pertama, dia meminta untuk mengevaluasi apa yang menjadi penyebab kembung.
Penjelasan ini disampaikan oleh dr. Sandi Nugraha, Sp.A ketika menjadi narasumber dalam Segmen Sehat di Tengah Pandemi, Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, edisi Jumat (10/9/2021).

Baca juga: Bayi dengan Bibir Sumbing, Kapan Bisa Dioperasi? Ini Jawaban drg. Andi Tajrin, M.Kes, Sp.BM.(K)
Baca juga: dr. Tan Shot Yen Bicara soal Bayi yang Kegemukan, Ingatkan untuk Tak Sembarang Lakukan Diet
Misalnya, kembung terjadi akibat bayi terlalu menangis.
Menangis terlalu lama menyebabkan bayi menelan udara terlalu banyak.
Orangtua perlu mengidentifikasi mengapa bayi menangis.
Misalnya, ketika bayi pengen minum ASI, maka orangtua perlu segera memberikan.
"Setelah minum ASI, itu kita coba evaluasi," paparnya, dikutip TribunHealth.com.
Ini terkait volume atau kemampuan anak dalam minum ASI.
Baca juga: Tanda-tanda Gigi Bayi Mulai Tumbuh, Banyak Menggigit dan Lebih Rewel
Baca juga: dr. Imelda Pingkan M.,Sp.A: Pemberian MPASI untuk Memenuhi Kriteria Gizi pada Bayi

Jika ASI yang dikonsumsi anak melebihi kapasitas lambung yang masih kecil, beberapa masalah bisa terjadi, misalnya adalah gumoh.
Namun dalam kesempatan yang sama, dr. Sandi Nugraha menyebut gumoh normal terjadi hingga usia sekitar 1 tahun.
"Menambah volume pemberian susu atau ASI pada seorang anak ini harus majunya pelan-pelan," katanya.
Bertahapnya pertambahan pemberian susu ini berkaitan dengan pertumbuhan kapasitas lambung bayi yang juga bertahap.
Jika kembung pada bayi disebabkan oleh hal lain, maka langkah antisipasinya harus disesuaikan.
Jika orangtua ragu, tak ada salahnya untuk menemui dokter dan meminta saran.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)