TRIBUNHEALTH.COM - dr. Tan Shot Yen berbicara soal diet pada anak.
Dokter, filsuf, dan ahli gizi komunitas itu mengawali penjelasannya dari perbedaan anak dan orang dewasa.
Anak tengah berada dalam masa perkembangan.
"Anak itu adalah makhluk yang sedang tumbuh kembang. Kita itu (orang dewasa) sudah ngga kemana-mana lagi," katanya, dikutip TribunHealth.com dari Malam Minggu Sehat Tribunnews, Sabtu (28/8/2021).
dr. Tan Shot Yen mencontohkan pada 1000 hari pertama kehidupan anak.
Pada masa tersebut, 50 kalori anak di bawah 2 tahun berasal dari lemak.
Baca juga: MPASI Tidak Hanya Membantu Kebutuhan Energi dan Nutrisi, Tetapi Juga Melatih Kemampuan Motorik Bayi
Baca juga: Bayi dengan Bibir Sumbing, Kapan Bisa Dioperasi? Ini Jawaban drg. Andi Tajrin, M.Kes, Sp.BM.(K)

Ini berbeda dengan orang dewasa yang 50 persen kalorinya justru berasal dari karbohidrat.
Karenanya, ketika bayi mengalami kegemukan tak serta merta bisa dilakukan diet.
"Taruh kata bayi baru 6 bulan beratnya udah 8 kilo gitu ya... Tetapi dia masih disusui oleh ibunya."
"Barang kali kalau menurut saya jangan anak ini didietin, kasian ya."
Pasalnya dia tengah dalam tahap tumbuh kembang.
Baca juga: dr. Asari Asad SpKN-TM Ungkap Pemeriksaan Radioaktif Bisa Mendeteksi Penyakit pada Bayi
Baca juga: Kenali Gejala Penyakit Virus Zika, Bisa Sebabkan Mikrosepali pada Bayi jika Menginfeksi Ibu Hamil

Yang perlu dilakukan adalah mengatur makanan ketika mulai mengonsumsi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI)
"Tetapi tetap proposi lemaknya 50 persen dari total kalori."
Pasalnya, perkembangan otak juga membutuhkan lemak.
"Cuman harus kita pilih dari sumber lemak yang sehat," tandasnya.
"Jadi sekali lagi anak kalau gemuk, dalam pengertian masih di bawah 2 tahun, maka anda harus betul-betul hati-hati tidak ada istilah diet."
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)