TRIBUNHEALTH.COM - Pembesaran yang terjadi pada prostat bisa hanya pembesaran yang kemudian bersifat jinak atau ganas.
Bahkan bisa juga terjadi dengan adanya infeksi.
Untuk perbedaannya harus dilihat dari faktor risiko.
Dilansir oleh Tribunhealth.com Dokter Spesialis Urologi, dr. Johannes Aritonang menjelaskannya dalam tayangan YouTube KOMPASTV program AYO SEHAT.
Jika di keluarga sebelumnya ada riwayat keganasan, biasanya memiliki kemungkinan untuk anak atau keturunannnya juga memiliki keganasan.
Baca juga: dr. Johannes Aritonang: Pria Akan Alami Ketidakseimbangan Hormon yang Memengaruhi Pembesaran Prostat
Namun biasanya ketidakseimbangan hormon testoteron pada laki-laki di atas 60 tahun cenderung berkembangnya untuk jinak.
Untuk perbedaannya, biasanya pertumbuhan yang jinak setiap tahun akan semakin membesar.
Alami terjadi akibat ketidakseimbangan hormon.
Namun jika yang ganas biasanya tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan besar prostatnya.
Sedangkan terjadinya prostatitis biasanya akibat infeksi.
Infeksi yang terjadi di daerah prostat.
Bisa dipengaruhi infeksi saluran kencing atau infeksi melalui hubungan seksual.
Faktor genetik juga dapat memengaruhi terjadinya gangguan prostat.
Baca juga: dr. Adityo Susilo Paparkan Penyebab Terjadinya Long-Haul COVID-19, Begini Penjelasannya
Apabila ayah atau kakeknya mengalami gangguan prostat jinak maupun ganas, biasanya memiliki 2 sampai 2,5 kali lipat menurunkan pada anaknya.
Ketika ayah atau kakek memiliki riwayat kanker, dokter perlu melakukan screening di awal.
Sebaiknya dilakukan pada usia awal 40 tahun.
Penjelasan Dokter Spesialis Urologi, dr. Johannes Aritonang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program AYO SEHAT edisi 20 Juli 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.