Breaking News:

dr. Zulfia Oktanida Syarif Tegaskan Remaja Perlu Stand Up dan Speak Up Jika Mengalami Body Shaming

Menurut dr. Zulfia Oktanida Syarif orang yang cenderung memiliki kerentanan atau insecure, dia akan semakin tidak nyaman dengan bentuk tubuhnya.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Melia Istighfaroh
Pixabay
Ilustrasi korban body shaming, menurut dr. Zulfia Oktanida Syarif remaja perlu belajar komunikasi asertif 

TRIBUNHEALTH.COM - Apabila seseorang menerima body shaming, tentunya akan ada persepsi oleh komentar yang disampaikan orang tersebut.

Kondisi ini akan memengaruhi body imagenya dia.

Orang yang cenderung memiliki kerentanan atau insecure, dia akan semakin tidak nyaman dengan bentuk tubuhnya.

Baca juga: Ketua Peneliti Vaksin: Calon Vaksin Merah Putih Mampu Menetralisir Varian Corona dengan Baik

Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Zulfia Oktanida Syarif dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 13 Agustus 2021.

Sehingga muncul rasa tidak percaya diri serta bisa muncul rasa kecemasan.

Ilustrasi body shaming rentan terjadi pada remaja,
Ilustrasi body shaming rentan terjadi pada remaja, menurut dr. Zulfia Oktanida Syarif ia akan merasa cemas untuk berinteraksi (Pixabay)

Karena ia merasa tidak nyaman dengan tubuhnya.

Ia akan merasa cemas untuk berinteraksi, untuk beraktivitas dan bisa muncul kearah putus asa atau gejala-gejala depresi.

Body shaming atau bullying hanya sebagai pencetus.

Namun gejala gangguan mental setiap orang bisa bervariasi.

Kondisi ini seringkali kearah kecemasan atau depresi.

2 dari 3 halaman

Tentunya penanganan untuk remaja atau siapaun yang mengalami body shaming, ia perlu stand up and speak up.

Ia perlu menunjukkan sikap bahwa ia tidak suka diperlakukan seperti itu.

Baca juga: dr. Prasna Pramita, Sp.PD Sebut Dehidrasi pada Diare dapat Menyebabkan Gangguan pada Ginjal

Remaja perlu belajar komunikasi asertif.

Bukan pasif, diam saja maupun agresif melawan.

Tetapi lebih kearah terbuka, menunjukkan hal tidak suka jika diperlakukan kurang baik.

Namun perlu disampaikan dengan cara-cara komunikasi dengan baik.

Hal ini perlu dipelajari oleh remaja maupun siapa saja yang mengalami bullying atau body shaming.

Ilustrasi depresi akibat body shaming, menurut dr. Zulfia Oktanida Syarif
Ilustrasi depresi akibat body shaming, menurut dr. Zulfia Oktanida Syarif gejala gangguan mental setiap orang bisa bervariasi(Tribunnews.com)

Serta perlu speak up.

Karena seringkali orang yang di bully selalu diam saja, tidak bercerita ke orang tua, guru, maupun orang dewasa yang memiliki peran utama di tempat tersebut.

Dokter tegaskan jika remaja perlu stand up dan speak up jika mendapatkan perlakukan body shaming.

Baca juga: Dr. drg. Munawir H Usman, SKG.,MAP: Semua Aspek Perawatan Gigi Mempunyai Risiko Tak Terkecuali Behel

3 dari 3 halaman

Penjelasan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Zulfia Oktanida Syarif dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 13 Agustus 2021.

(Tribunhealth.com/Dhiyanti)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comdr. Zulfia Oktanidabody shamingPsikologiskecemasanrasa percaya diri Father Hunger
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved